Tag: Sanisek

  • Zaki : Seribu Sekolah Sudah Jalankan Program Sanisek

    Zaki : Seribu Sekolah Sudah Jalankan Program Sanisek

    TERASTANGERANG– Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan, bahwa pemahaman soal sanitasi merupakan hal penting yang harus ditanamkan sejak dini, khususnya di lingkungan sekolah.

    Dia menjelaskan, pada tahun 2013 Pemkab Tangerang telah menjalankan program Sanitasi Berbasis Sekolah (Sanisek).

    “WC itu kan tempat paling horor, selalu di belakang, di pojok, gelap, bau kotor, bahkan di beberapa sekolah tidak bisa dipakai sama sekali,” kata Zaki dalam City Sanitation Summit (CSS) XX yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City Kabupaten Tangerang, Kamis (8/9).

    Melihat pengalaman itu, pembangunan sanitasi di sekolah menjadi suatu kewajiban bagi Pemkab Tangerang. Apalagi, ketersediaan sarana dan prasarana sekolah juga menyangkut hak asasi manusia.

    “Jadi anak-anak datang ke sekolah tidak datang dengan perasaaan tertekan. Akademis juga dicoba sederhanakan agar mereka senang untuk hadir,” ungkap Bupati Zaki.

    Zaki menegaskan, hingga saat ini telah ada hampir 1.000 sekolah dari setiap jenjang mulai dari SD hingga SMA/SMK telah menjalankan program tersebut.

    “Anggaran program yang disediakan sebesar Rp 20 miliar per tahun. Desainnya kebetulan kita dibantu oleh USAID-IUWASH, desainnya adalah lambang benteng karena sanitasi adalah benteng pertama untuk kesehatan,” ungkapnya.

    Baca juga : Sanisek dan Kurasaki Jadi Primadona

    Kata Zaki, pentingnya sanitasi ini pun terbukti di masa pandemi COVID-19.

    “Ini kita lakukan sebelum COVID-19 pada 2013-2015. Lalu ketika Covid-19, Sanisek itu berguna. Pemahaman anak-anak bagus, seperti mencuci tangan dengan sabun, itu bisa menghindari kita dari Covid-19,memang program ini sangat luar biasa,” jelasnya.

    Zaki juga memaparkan alasan lokasi sanitasi di gerbang sekolah dan bersih. Penempatan ini bertujuan agar semua pihak dapat menjaga murid dari kejadian yang tidak diinginkan.

    “Kami memutuskan seluruh WC kalau memungkinkan itu di gerbang masuk sekolah. Tujuannya agar komunitas bersama-sama mengawasi dan memelihara sanitasi. Dengan begitu ada tanggung jawab moral untuk konsisten mereka merawat itu (WC),” terangnya.

    Dalam hal sanitasi ini, tegas Zaki, jika kepala sekolah tidak memperhatikannya dengan baik, maka mereka akan diganti.

    “Program pengawasan juga kita tempatkan di BOS Daerah untuk pemeliharaannya, tidak ada alasan sekolah tidak punya anggaran,” pungkasnya. (rls/T1)

  • Tak Perhatikan Sanisek, Kepsek Terancam Dipecat

    Tak Perhatikan Sanisek, Kepsek Terancam Dipecat

    TERASTANGERANG– Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menerapkan disiplin ketat dan tegas terkait penerapan program Sanitasi Sekolah (Sanisek) di Kabupaten Tangerang.

    Ia mengancam akan menggati Kepala Sekolah (Kepsek) yang tidak memperhatikan program Sanisek.

    “Terdapat 60 orang yang siap menjadi kepala sekolah apabila ada sekolah tidak dapat memenuhi indikator kinerjanya. Salah satunya adalah indikator soal fasilitas sanitasi. Jika tidak memperhatikan sanitasi, maka kepala sekolah akan diganti,” tegas Zaki di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Rabu (7/9/22).

    Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar (kiri), Ketua Umum AKKOPSI, Syarif Fasha (kanan) saat memberikan keterangan pers di ICE BSD

    Zaki menjelaskan, ada dua program sanitasi di dunia pendidikan, yakni Sanisek (Sanitasi Sekolah) dan Sanitren (Sanitasi Pesantren). Kedua program ini, menjadi percontohan nasional dan internasional.

    “Nasional akan melihat langsung sanitasi sekolah dan bagaimana sanitren yang juga digulirkan di Tangerang. Kedua program ini, menjadi program percontohan nasional dan internasional dari USAID IUWASH (Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation and Hygiene),” katanya.

    Kata Zaki, dukungan dari dalam dan luar negeri tentu menjadi motivasi bagi Kabupaten Tangerang yang terus semangat memperbaiki program sanitasi agar tetap berjalan, termasuk program sanitasi untuk sekolah dan pesantren.

    “Untuk program sekarang itu RPJMD ada bedah WC dan rumah, menengah pipa komunal bagi masyarakat, jangka panjang adalah sekolah dan pesantren, kenapa kerena mereka akan menjadi agen perubahan, ini tahapan pola hidup masyarakat apapun itu harus dilakukan dari sekarang,” jelasnya.

    Baca juga : Ketum AKKOPSI Minta Bupati Zaki Jadi Pendamping Program Sanitasi

    Sementara, Ketua Umum Aliansi Kota-Kabupaten Peduli Sanitasi (AKKOPSI), Syarif Fasha meminta kepada Menteri Dalam Negeri agar mengeluarkan Surat Edaran terkait keterlibatan Pemerintah Provinsi dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten dan Kota.

    “Peran Pemerintah Provinsi saat ini sangat minim. Kami titip kepada Pak Mendagri (Tito Karnavian) untuk membuatkan beberapa instruksi dan surat edaran, pertama yaitu kami AKKOPSI meminta campur tangan pemerintah provinsi untuk mengentaskan sanitasi,” paparnya.

    Menurutnya, jika Pemerintah Provinsi tidak campur tangan, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tidak akan tercapai.

    Dia mencontohkan, salah satunya seperti 100% air minum layak, 90% akses sanitasi layak dan 0% bab sembarangan.

    “Tidak akan tercapai RPJMN Bapak Presiden (Jokowi), contoh target-target yamg tadi disampaikan, campur tangan pemerintah provinsi ini minim sekali, biasanya kalau keluar inmendagri terkait sanitasi, nanti inmendagri itu diteruskan lagi ke bupati walikota, tapi tidak ada 1 rupiah pun turun untuk membantu kabupaten/kota,” ujarnya.

    Syarif juga menekankan agar Pemprov membantu Pemerintah Kabupaten/Kota berapa persen anggarannya terkait sanitasi.

    “Kami kadang kala Bupati/Walikota menganggarkan sanitasi yang cukup besar, tapi gagal di DPRD. Jadi ada penekanan setiap Kabupaten/Kota untuk menganggarkan sanitasi,” ucapnya.

    Menjawab hal itu, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Bangda Kemendagri), Teguh Setyabudi berjanji akan menindaklanjuti masukan tersebut.

    “Kita akan lebih fokuskan agar pemprov ikut membantu program sanitasi di kabupaten dan kota,” tandas Teguh. (T1)

  • Sanisek dan Kurasaki Jadi Primadona

    Sanisek dan Kurasaki Jadi Primadona

    TERASTANGERANG– Dua program yang dicanangkan Pemkab Tangerang di SMPN 2 Curug, yakni Sanitasi Sekolah (Sanisek) dan juga Kurangi Sampah Sekolah Kita (Kurasaki) menuai pujian dan dinilai sebagai terobosan yang layak ditiru di daerah lain.

    Tak khayal, SMPN 2 Curug Kabupaten Tangerang menjadi salah satu sekolah primadona bagi para peserta City Sanitation Summit (CSS) ke-20.

    Kepala SMPN 2 Curug, Cucu Sri Rahayu mengatakan, program Sanisek dan Kurasaki memiliki beberapa inovasi di antaranya Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) dan juga adanya bioseptiktank.

    “Dalam program Sanisek, selain mengedepankan kebersihan sanitasi, kami berinovasi dengan adanya program Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM). Kami bekerja sama dengan UNICEF untuk mengedukasi kesehatan dan pengelolaan menstruasi pada anak-anak,” terangnya.

    Sementara itu, melalui inovasi bioseptictank ini, Cucu mengatakan, limbah toilet yang pada umumnya dikelola secara konvensional, di sekolah ini diolah dengan dimasukkan ke tanki besar dan diolah dan menghasilkan limbah yang aman bagi lingkungan.

    Baca juga : Peserta CSS Sorot Pengelolaan Limbah Medis di RSUD Balaraja

    “Limbah yang dihasilkan nantinya seperti air namun tidak berbau, tidak berwarna. Setelah keluar kita tampung di sebuah kolam, lalu kita manfaatkan untuk memelihara ikan,” ujarnya.

    Diketahui, program Sanisek sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 sejalan dengan dijadikannya program tersebut menjadi program unggulan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Program tersebut juga telah tercantum dalam RPJMD.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, H. Mulyadi sangat mengapresiasi keberhasilan program tersebut, karena soal persampahan bukanlah hal sepele.

    “Ini merupakan terobosan besar. Kalau dilihat sekolah ini bersih dan hijau. Dan di SMPN 2 Curug ini sudah mampu mengurangi sampah dan menanamkan pola kebiasaan kepada generasi muda untuk tidak banyak menghasilkan sampah,” tuturnya.

    Ia berharap program tersebut nantinya juga dapat dijalankan dengan baik di Kota Jambi. (rls/T1)