Tag: BPJS Kesehatan

  • BPJS Kesehatan : Pemerataan Layanan JKN Hingga ke Pedalaman

    BPJS Kesehatan : Pemerataan Layanan JKN Hingga ke Pedalaman

    Terastangerang.com ,- BPJS Kesehatan terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan kemudahan akses layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah pedalaman dan perbatasan.

    Sepanjang tahun 2024, layanan Program JKN semakin dekat dengan masyarakat melalui berbagai kanal layanan digital, on site, serta kerja sama dengan fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil.

    Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyampaikan, hingga akhir tahun 2024, jumlah kepesertaan Program JKN telah mencapai 278,1 juta peserta atau 98,45%. Ini didukung dengan sebanyak 35 provinsi dan 473 kabupaten/kota yang telah mencapai predikat Universal Health Coverage (UHC).

    Dengan capaian yang hingga saat ini terus meningkat, BPJS Kesehatan ingin memastikan setiap peserta dapat memperoleh layanan kesehatan yang memadai.

    “Untuk menjangkau peserta hingga ke pelosok daerah, kami telah menghadirkan layanan BPJS Keliling di 37.858 titik lokasi dengan menghasilkan 940.158 transaksi layanan. Bukan hanya itu, kami juga bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menghadirkan layanan satu atap melalui Mal Pelayanan Publik di 227 titik dan sudah menghasilkan 379.921 transaksi layanan hingga tahun 2024,” jelas Ghufron dalam kegiatan Public Expose Pengelolaan Program dan Keuangan BPJS Kesehatan Tahun 2024, Senin (14/7/25).

    Sepanjang 2014–2024, jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama meningkat 28%, dari yang semula 18.437 menjadi 23.682. Sedangkan jumlah mitra rumah sakit mitra naik 88%, dari 1.681 menjadi 3.162.

    Bukan hanya itu, untuk menjangkau peserta di Daerah yang Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan yang Memenuhi Syarat (DBTFMS), BPJS Kesehatan menggandeng rumah sakit apung, mengirim tenaga kesehatan, hingga bekerja sama dengan fasilitas kesehatan dengan kriteria tertentu di wilayah seperti Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Papua, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Tengah.

    “Selain itu, BPJS Kesehatan juga telah mengoptimalkan Aplikasi Mobile JKN, Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), Voice Interractive JKN (VIKA) hingga BPJS Kesehatan Care Center 165. Bukan hanya itu di tahun 2024, BPJS Kesehatan juga menghadirkan inovasi layanan melalui BPJS Kesehatan Online yang bisa dimanfaatkan peserta melalui layanan video conference lewat Aplikasi Zoom untuk mengurus administrasi, informasi, atau pengaduan seputar JKN,” tambah Ghufron.

    Ia menambahkan, BPJS Kesehatan terus meningkatkan kemudahan akses layanan melalui berbagai inovasi digital di fasilitas kesehatan. Peserta kini dapat memanfaatkan layanan telekonsultasi tanpa harus datang ke fasilitas kesehatan.

    Pemanfaatan layanan ini juga telah digunakan oleh 17,2 juta peserta di 21.929 FKTP melalui Aplikasi Mobile JKN. Selain itu, fitur i-Care JKN yang ada di Aplikasi Mobile JKN juga mempermudah tenaga medis menelusuri riwayat pelayanan kesehatan peserta selama satu tahun terakhir.

    Di samping itu, BPJS Kesehatan juga menyediakan layanan antrean online yang terhubung dengan Aplikasi Mobile JKN untuk memberikan kepastian layanan dan mengurangi waktu tunggu. Layanan ini juga telah dimanfaatkan lebih dari 22 ribu FKTP dan 3.132 rumah sakit.

    Dalam hal simplifikasi layanan, peserta dengan penyakit kronis atau yang mengikuti Program Rujuk Balik (PRB) kini bisa memperpanjang rujukan dan menebus resep obat secara lebih mudah. Informasi terkait jadwal operasi dan ketersediaan tempat tidur juga kini ditampilkan secara transparan untuk memberikan kepastian layanan.

    “BPJS Kesehatan juga telah menetapkan enam poin Janji Layanan JKN di fasilitas kesehatan, yaitu cukup berobat dengan KTP/NIK, tanpa membawa fotokopi, tanpa iur biaya, tanpa pembatasan hari rawat, ketersediaan obat, serta pelayanan yang ramah tanpa diskriminasi,” tambah Ghufron.

    Komitmen menghadirkan layanan yang berkualitas juga tercermin pada hasil audit keuangan Dana Jaminan Sosial (DJS) 2024 yang kembali memperoleh opini Wajar Tanpa Modifikasian sebanyak 11 kali berturut-turut sejak era BPJS Kesehatan.

    Selain itu, BPJS Kesehatan juga berhasil menjaga kesehatan Dana Jaminan Sosial (DJS) dengan aset bersih mencapai Rp49,52 triliun pada 2024, masih sesuai ketentuan untuk menutup pembayaran klaim setidaknya 3,40 bulan ke depan. Hasil investasinya juga mencapai Rp5.395,6 triliun, melebihi target yang ditetapkan.

    Ghufron juga menyebut, sepanjang tahun 2024 total pemanfaatan layanan JKN mencapai 673,9 juta kunjungan atau rata-rata 1,8 juta pemanfaatan per hari. Hal ini membuktikan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan dan Program JKN.

    “Kami menegaskan bahwa Program JKN merupakan wujud gotong royong bangsa, sehingga semua lapisan masyarakat bisa mengakses layanan kesehatan yang adil, terjangkau, dan berkualitas. Kami juga terus memastikan bahwa mereka yang tinggal di pedalaman tetap bisa mendapatkan layanan terbaik,” tegasnya.

    Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Abdul Kadir, menegaskan bahwa capaian kinerja BPJS Kesehatan pada tahun 2024 menjadi titik penting dalam perjalanan Program JKN menuju fase maturitas.

    Kadir menyebut, seluruh jajaran Dewan Pengawas BPJS Kesehatan mengapresiasi pencapaian yang didapat, khususnya predikat WTM dalam laporan keuangan dan membaiknya kondisi Aset Bersih DJS Kesehatan.

    “Pengelolaan Program JKN yang mengusung prinsip good governance juga diawasi oleh banyak pihak, terlebih undang-undang mengamanahkan BPJS Kesehatan sebagai badan publik yang bertanggung jawab kepada Presiden. Melalui pengawasan yang ketat oleh sejumlah pihak, dana publik yang diamanahkan peserta kepada BPJS Kesehatan dapat dikelola secara transparan,” tambah Kadir.

    Kadir mengatakan, Program JKN yang mulai berjalan sejak 1 Januari 2014 telah menjelma menjadi program strategis nasional yang berdampak besar terhadap pemerataan akses layanan kesehatan.

    Berkat Program JKN, seluruh masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di wilayah pedalaman memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh layanan kesehatan yang adil, sebagai wujud nyata kehadiran negara dalam menjamin hak-hak dasar warga negara.

    “Kinerja yang dicapai tahun ini bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang meningkatnya kepercayaan publik dan kualitas layanan yang diterima peserta JKN di seluruh Indonesia. Sinergi antara Dewan Pengawas dan seluruh jajaran Direksi sangat penting untuk menjaga arah dan keberlangsungan Program JKN,” tutup Kadir. (*)

  • BPJS Kesehatan Pastikan Peserta JKN Bisa Akses Pelayanan di Masa Libur Lebaran

    BPJS Kesehatan Pastikan Peserta JKN Bisa Akses Pelayanan di Masa Libur Lebaran

    Terastangerang.com,- BPJS Kesehatan terus menunjukkan komitmennya untuk memastikan bahwa seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetap bisa mengakses pelayanan, baik layanan administrasi kepesertaan JKN maupun layanan kesehatan selama libur Lebaran 2025. Kebijakan khusus ini diambil guna mengantisipasi potensi kendala akses pelayanan di masa liburan.

    Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengatakan, untuk mengakomodir berbagai kebutuhan peserta, BPJS Kesehatan juga menerapkan piket layanan baik di kantor cabang maupun layanan di Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA).

    Di kantor cabang, BPJS Kesehatan menerapkan piket dimulai dari tanggal 28 Maret, 2, 3, 4 dan 7 April 2025, mulai pukul 08.00 – 12.00 waktu setempat. Selain itu, pada layanan PANDAWA dapat diakses oleh peserta setiap hari selama 24 jam.

    “Adapun jenis layanan yang masih dapat dimanfaatkan oleh peserta di antaranya layanan informasi, layanan administrasi, hingga layanan pengaduan. Apabila peserta ingin mengakses layanan digital, peserta juga bisa mengakses melalui Aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 165, hingga website resmi BPJS Kesehatan,” kata Ghufron pada Konferensi Pers Pelayanan Mudik Lebaran Tahun 2025, Rabu (19/03/25).

    Ghufron mengungkapkan, dengan prinsip portabilitas yang diterapkan dalam Program JKN, peserta dapat memperoleh layanan kesehatan di mana saja dan kapan saja, tidak terbatas pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempat mereka terdaftar.

    Artinya, bagi peserta yang menjalani mudik lebaran, tetap bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan, termasuk saat hari raya Lebaran.

    “Di masa libur lebaran, apabila peserta berada di luar daerah tempat asalnya, peserta masih dapat mengakses di fasilitas kesehatan yang bukan tempat dirinya terdaftar. Jika peserta dalam kondisi kegawatdaruratan medis, seluruh fasilitas kesehatan wajib memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta,” jelas Ghufron.

    Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati menambahkan penjaminan dan prosedur pelayanan terhadap pasien gawat darurat peserta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Apabila peserta mengalami kendala saat mengakses layanan di fasilitas kesehatan, peserta dapat menghubungi Petugas Pemberi Informasi dan Penanganan Pengaduan (PIPP).

    Khusus di rumah sakit, BPJS Kesehatan juga telah menghadirkan Petugas BPJS SATU! (Siap Membantu) untuk mempermudah dalam mengakses informasi pelayanan.

    Sementara itu, selama libur lebaran, ketentuan pelayanan obat Program Rujuk Balik (PRB) tetap mengacu pada kebijakan pelayanan kesehatan di FKTP.

    Apabila jadwal pengambilan obat PRB jatuhpada masa libur lebaran, maka jadwal dapat disesuaikan menjadi lebih awal maksimal tujuh hari sebelum persediaan obatnya habis.

    “Namun harus tetap dipastikan bahwa status kepesertaan JKN peserta harus aktif. Jika status kepesertaan JKN-nya tidak aktif karena adanya tunggakan iuran, peserta diharapkan untuk melunasi tunggakan tersebut. Apabila peserta merasa berat untuk melunasi tunggakan sekaligus, peserta bisa memanfaatkan Program New Rencana Iuran Bertahap BPJS Kesehatan (REHAB) 2.0 yang terdapat di Aplikasi Mobile JKN,” ujarnya.

    Selain itu, tambah Lily, BPJS Kesehatan juga telah bekerjasama dengan satu juta kanal pembayaran yang memudahkan peserta dalam melakukan pembayaran iuran JKN.

    Dalam mengantisipasi arus mudik yang tinggi, BPJS Kesehatan juga telah menyiapkan Posko Mudikdi tujuh titik dan satu titik Posko Arus Balik padat pemudik.

    Posko ini tidak hanya memberikan pelayanan kepesertaan JKN, tetapi juga siap menangani keadaan darurat dengan menyediakan obat-obatan dan rujukan medis apabila diperlukan.

    Adapun titik posko yang dihadirkan BPJS Kesehatan pada masa libur lebaran yaitu Terminal Pulo Gebang Jakarta, Rest Area Tol Ungaran Km 429, Terminal Purabaya Sidoarjo, Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, Pelabuhan Merak Banten, Rest Area Tol Cipularang Km 88A Purwakarta, Rest Area Tol Cipali Km 166A Majalengka dan Posko Arus Balik terdapat di Rest Area Tol Cipali Km 164BM ajalengka.

    “Harapannya, komitmen yang ditunjukkan BPJS Kesehatan pada masa libur lebaran ini juga didukung oleh seluruh mitra fasilitas kesehatan. Dengan terbukanya akses bagi peserta dalam mendapatkan pelayanan di masa libur lebaran, diharapkan fasilitas kesehatan juga berkomitmen dalam memberikan pelayanan yang optimal bagi seluruh peserta, termasuk bagi mereka yang tengah menjalani mudik lebaran,” tutupnya. (*)

     

  • Program JKN Jamin Seluruh Biaya Operasi Wasir, Mukramah : Terima Kasih BPJS Kesehatan

    Program JKN Jamin Seluruh Biaya Operasi Wasir, Mukramah : Terima Kasih BPJS Kesehatan

    Terastangerang.com, Tigaraksa, – Menjaga pola makan yang sehat bukan hanya tentang menjaga berat badan yang sehat, tetapi juga tentang mendukung kesejahteraan fisik dan mental secara keseluruhan.

    Dengan membuat pilihan makanan yang cerdas, memperhatikan porsi, kita dapat menciptakan kebiasaan makan yang mendukung kesehatan optimal dan kualitas hidup yang baik.

    Menjaga pola makan sehat juga saat ini yang diterapkan oleh Mukramah (38) warga Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang.

    Dirinya merasa sedikit trauma karena pada bulan Agustus 2023 lalu, sempat mendampingi suami yang menjalani operasi Wasir akibat tidak memperhatikan pola makan sehat.

    “Dulu saya dan keluarga memang tidak terlalu memperhatikan makanan yang dikonsumsi, makanan-makanan yang pedas selalu menjadi favorit saya. Hingga pada waktu itu, suami saya mengalami gejala merasa kurang nyaman ketika duduk dan juga saat BAB (Buang Air Besar) merasakan perih. Sebelumnya, saya dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit pencernaan apapun, ketika saya mengetahui bahwa suami saya mengalami gejala tersebut, saya langsung membawanya ke klinik terdekat agar suami saya dapat segera ditangani dan dengan harapan bisa pulih kembali,’’ tutur Mukramah.

    Sesampainya Mukramah beserta suami di klinik, pihak dokter pun menyampaikan bahwa tindakan yang harus dilakukan merupakan tindakan serius yang membutuhkan peralatan medis yang lengkap. Karena setelah dilakukan pemeriksaan, suami Mukramah mengidap penyakit Wasir. Penyakit yang di mana pembuluh darah di sekitar anus atau di bagian bawah rektum membesar, meradang, atau terisi darah.

    Wasir dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, gatal, pendarahan saat buang air besar, serta tonjolan atau benjolan di sekitar anus yang salah satunya dapat disebabkan oleh tekanan berlebih atau faktor genetik.

    ‘’Mendengar penjelasan dokter, akhirnya saya langsung mendapatkan rujukan ke rumah sakit di daerah Kabupaten Tangerang. Saya langsung diarahkan oleh pihak rumah sakit untuk mengurus pendaftaran administrasi suami saya. Tidak lama dari pengurusan administrasi, kondisi suami saya diharuskan untuk dirawat inap terlebih dahulu selama satu minggu agar dokter dapat memeriksa lebih lanjut kondisinya agar lebih stabil. Alhamdulillah, seminggu kemudian proses operasi wasir berjalan lancar. Biaya pengobatan suami saya dijamin penuh tanpa adanya tambahan iur biaya, bahkan kontrol setelahnya pun juga semua dijamin oleh Program JKN,’’ jelas Mukramah.

    Mukramah menegaskan, bahwa saat ini pelayanan di klinik maupun di rumah sakit sudah semakin membaik. Fasilitas untuk kelas tiga di rumah sakit juga sangat memuaskan, mulai dari obat-obatan, makanan hingga fasilitas kamar.

    Pihak rumah sakit sangat mementingkan terkait keselamatan pasien tanpa adanya perbedaan apapun. Kemudahan akses yang diberikan juga sangat membantu untuk seluruh kalangan masyarakat.

    Tidak dipungkiri bahwa saat ini kita telah memasuki era digital, yang dampaknya sangat terasa di sektor kesehatan. Inilah yang menjadi salah satu fokus pengembangan Program JKN yang berkelanjutan agar keresahan yang dahulu dirasakan tidak terjadi lagi.

    “Saya tidak terbayang apabila saya belum terdaftar sebagai Peserta JKN. Namun saat ini, sudah 5 tahun lamanya saya beserta keluarga terdaftar menjadi segmen PBI (Penerima Bantuan Iuran). Saya sangat bersyukur sekali hadirnya Program JKN di Indonesia, apalagi sebagai ibu rumah tangga yang memilki pendapatan tidak terlalu besar. Saya berharap semoga saya beserta keluarga dapat terus terdaftar dengan segmen PBI, karena saat ini suami saya masih rutin untuk pengobatan rawat jalan. Besar harapan saya semoga Program JKN ini tetap berkelanjutan untuk membantu seluruh masyarakat,’’ tutup Mukramah. (*)

  • Satu Dekade JKN, Bangun Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik untuk Masyarakat

    Satu Dekade JKN, Bangun Pelayanan Kesehatan yang Lebih Baik untuk Masyarakat

    Terastangerang.com, Tigaraksa,– Tahun 2024, BPJS Kesehatan memasuki usia ke-56 dalam mengabdi melayani negeri melalui penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    Mengusung tema “Satu Dekade JKN, BPJS Kesehatan Kuat Berkualitas untuk Indonesia Semakin Sehat”, BPJS Kesehatan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan.

    Bertepatan dengan perayaan HUT, BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa turut memeriahkan dengan membangun engagement kepada peserta JKN yang berkunjung ke Kantor Cabang.

    “Peringatan ini sebagai ucapan syukur dan menghargai atas kepercayaan yang telah diberikan oleh ratusan juta peserta JKN. Satu dekade penyelenggaraan Program JKN, kepesertaan JKN per 1 Juli tahun 2024 telah mencapai 274.14 juta jiwa atau sekitar 97,66% dari jumlah penduduk Indonesia. Kami juga memahami bahwa peserta JKN memegang peranan penting, untuk itu organisasi terus bertekad meningkatkan kualitas layanan,” ucap Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa, Herman Indratmo, pada Senin (15/07).

    Program JKN merupakan bukti nyata komitmen dari berbagai pihak untuk mewujudkan kesehatan yang merata dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Satu dekade penyelenggaraan Program JKN telah banyak inovasi yang dihadirkan, di antaranya Aplikasi Mobile JKN, antrean online dan i-Care JKN.

    Kehadirannya bertujuan untuk meningkatkan kepuasan peserta JKN dalam mengakses layanan kesehatan. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya peningkatan kepuasan peserta tahun 2023 sebesar 90,7 atau naik 9,3 poin sejak tahun 2014.

    “BPJS Kesehatan dengan tulus berterima kasih kepada seluruh peserta JKN atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan. Tepat hari ini, kami datang menyapa peserta JKN di kantor cabang sebagai bentuk apresiasi dan upaya meningkatkan engagement. Tentunya masih ada tantangan ke depan yang perlu dihadapi oleh BPJS Kesehatan. Kami sangat membutuhkan aspirasi masyarakat yang membangun untuk terus meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kesehatan di seluruh pelosok negeri,” tutur Herman.

    Tasripin (66), salah satu peserta JKN yang datang ke Kantor Cabang tepat pada peringatan HUT BPJS Kesehatan ke-56. Saat ditemui, Tasripin sedang memastikan status kepesertaannya. Diketahui bahwa ia telah terdaftar sebagai peserta JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN dengan hak kelas rawat kelas tiga.

    Selain itu, Tasripin juga dibantu oleh petugas untuk mengunduh Aplikasi Mobile JKN guna memudahkan akses layanan berikutnya.

    “Saya sangat bersyukur sudah terdaftar menjadi peserta JKN. Banyak sekali manfaat JKN yang sudah saya rasakan. Beberapa kali saya gunakan untuk berobat ringan di Puskesmas. Semuanya serba mudah. Kalau mau berobat masyarakat tidak perlu bingung lagi, karena fasilitas kesehatan sudah tersebar di berbagai wilayah. Pengalaman saya dalam mengakses layanan JKN berjalan dengan lancar. Tidak ada kesulitan dan prosesnya dapat dipahami untuk masyarakat seusia saya,” ujar Tasripin.

    Tasripin juga mengungkapkan bahwa dengan adanya JKN, ia dan keluarga bisa mendapatkan layanan kesehatan tanpa perlu khawatir soal biaya. Terlebih lagi, Pemerintah turut berkontribusi membiayai iuran JKN bagi Tasripin dan banyak masyarakat Indonesia lainnya yang kurang mampu. Hal ini tentunya sangat meringankan beban Tasripin dari segi finansial. Selain itu, kemudahan administrasi juga dirasakan oleh Tasripin. Pasalnya, peserta tidak perlu lagi membawa banyak berkas dan pelayanannya yang semakin cepat.

    “Sebagai perwakilan peserta JKN, saya ucapkan selamat hari jadi BPJS Kesehatan ke-56 dan atas penyelenggaraan satu dekade Program JKN. Banyak sekali masyarakat yang menggantung harapan pada JKN. Dengan adanya program ini, masyarakat lebih aman dan terbantu dalam akses layanan kesehatan. Semoga BPJS Kesehatan terus meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan memperluas cakupan peserta agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya,” tutup Tasripin. (*)

  • Yuk Cek Kemudahan Bagi Peserta JKN!

    Yuk Cek Kemudahan Bagi Peserta JKN!

    Terastangerang.com,- Dalam rangka memastikan informasi terkait Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tersampaikan kepada masyarakat, BPJS Kesehatan menggelar Ngobrol Program Terkini JKN (Ngopi JKN), Senin (24/6/24).

    Ngopi JKN merupakan ajang silaturrahmi sekaligus bertukar informasi bagi BPJS Kesehatan dengan para wartawan.

    Sebagai jembatan informasi kepada masyarakat, awak media mengambil peran penting dalam menyukseskan Program JKN dalam menyebarluaskan informasi.

    Pada kesempatan tersebut, Firman Adrian selaku kepala bagian Mutu Layanan Kepesertaan Cabang Tangerang, menyampaikan beberapa informasi terkait Tranformasi Mutu Layanan yang sedang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan serta kanal-kanal layanan yang dapat diakses oleh peserta JKN.

    “Salah satu fokus utama badan BPJS Kesehatan tahun 2024 adalah Pencapaian cakupan peserta dan peningkatan keaktifan kepesertaan. Dalam rangka mewujudkan fokus badan tersebut, BPJS Kesehatan saat ini memiliki Program Petakan Sisir Advokasi Registrasi (PESIAR). Program ini bertujuan untuk memetakan masyarakat yang belum terlindungi JKN dan menyisir masyarakat rentan serta melakukan sosialisasi dan advokasi masyarakat terkait kepesertaan JKN,” terang Firman.

    Firman menambahkan, BPJS Kesehatan berupaya memaksimalkan pemanfaatan teknologi di era digitalisasi saat ini, baik dari segi pelayanan administrasi kepesertaan maupun pelayanan pada fasilitas kesehatan.

    Tujuannya, lanjut Firman, agar peserta dapat mengurus administrasi kepesertaan dan mengakses layanan kesehatan secara mudah dan cepat. Cukup menggunakan smartphone peserta JKN dapat mengakses pelayanan administrasi melalui kanal layanan tanpa tatap muka.

    Kanal layanan tersebut terdiri dari aplikasi Mobile JKN, Care Center 165 dan Pelayanan Administrasi Melalui Whatsapp (PANDAWA).

    “Dengan layanan PANDAWA, masyarakat tidak perlu repot dan pusing untuk mendapatkan pelayanan administrasi kepesertaan. Cukup melalui Aplikasi Whatsapp dan mengikuti penjelasan terkait alur pelayanan dan administrasi yang dibutuhkan melalui admin PANDAWA, sehingga masyarakat tidak perlu untuk mengantri atau menempuh jarak yang jauh untuk melakukan perpindahan kepesertaan atau pun layanan sebelumnya yang telah dijelaskan secara langsung di kantor cabang, ” jelas Firman.

    Selain kemudahan-kemudahan tersebut, ia juga menambahkan informasi yang sama pentingnya dengan aplikasi dan kanal layanan tanpa tatap muka.

    Bagi peserta yang ingin berobat atau mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan, saat ini bisa lebih mudah dan praktis karena cukup menunjukan NIK yang ada pada Kartu Tanda Penduduk atau Kartu.Keluarga sebagai identitas kepesertaannya.

    Peserta tidak perlu khawatir lagi semisal kartu JKN-nya ketinggalan atau rusak. Dalam kesempatan yang sama, Firman juga menjelaskan terkait program terkini BPJS Kesehatan yaitu Rencana Pembayaran Bertahap (REHAB). Program ini bertujuan untuk memberikan keringanan finansial bagi peserta JKN yang menunggak khususnya segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) sehingga dapat melakukan pembayaran iuran secara bertahap.

    Pendaftaran program REHAB dapat melalui aplikasi Mobile JKN atau Care Center 165, sehingga peserta dapat merencanakan pembayaran bertahap atau cicilan sesuai kemampuan membayar.

    “Adapun beberapa syarat untuk mendaftar Pogram REHAB diantaranya peserta segmen PBPU dan BP yang memiliki tunggakan lebih dari 3 bulan (tunggakan 4-24 bulan). Batas maksimal periode tahapan pembayaran selama satu siklus, yaitu 12 bulan. Untuk maksimal periode pembayaran bertahap ini adalah setengah dari jumlah bulan menunggak, misal menunggak 4 bulan maka periode pembayarannya maksimal 2 tahap. Status kepesertaan akan kembali aktif setelah seluruh tunggakan dan iuran bulan berjalan lunas,” imbuhnya.

    Setiap detik akan selalu ada informasi baru yang hadir, saat ini media adalah wadah yang sangat besar untuk menyampaikan informasi tidak terbatas waktu dan tempat.

    Firman pun berharap program REHAB dapat memberikan kemudahan untuk memastikan peserta selalu dalam keadaan aktif sehingga dapat menjadi payung pelindung kesehatan peserta dan menjaga kesinambungan Program JKN. (met)

  • Sambut Kelahiran Pertama, Ibu Hamil ini Ungkap JKN Jadi Pilihan yang Tepat

    Sambut Kelahiran Pertama, Ibu Hamil ini Ungkap JKN Jadi Pilihan yang Tepat

    Terastangerang.com, Tigaraksa,– Persalinan menjadi sebuah momen yang bersejarah dalam kehidupan seorang ibu. Dibutuhkan persiapan yang matang untuk memastikan proses kelahiran yang aman dan berkualitas.

    Terkhusus bagi Sabila (21), warga Cisoka, Kabupaten Tangerang yang telah terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    Menurutnya, Program JKN merupakan program yang tepat dalam mendukung dan memberikan perlindungan bagi setiap ibu hamil di seluruh Indonesia.

    “Ini adalah kehamilan pertama saya. Pastinya saya dan suami sangat bahagia dan tidak sabar menantikan kelahiran anak pertama kami. Karena ini juga kali pertama, tentu ada rasa kekhawatiran terutama soal biaya kesehatan. Saat masa kehamilan ini saya harus rutin kontrol untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi. Alhamdulillah, semuanya sehat dan berjalan dengan lancar,’’ cerita Sabila kepada tim Jamkesnews di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa pada Jumat (19/01).

    Menjelang waktu persalinan, Sabila ingin memastikan bahwa dirinya sudah terlindungi lewat Program JKN. Diketahui, jika Sabila sebelumnya sudah terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) di luar Wilayah Kabupaten Tangerang. Karena sudah berpindah domisili, ia memutuskan untuk mengubah segmen kepesertaannya menjadi peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau biasa disebut peserta mandiri. Baginya, hal ini merupakan langkah yang tepat dalam memastikan status kepesertaannya.

    “Saya ingin memastikan kalau tidak ada proses administrasi yang terlewat. Saya memilih mempersiapkan semuanya sejak jauh hari. Sehingga, saya bisa fokus mempersiapkan hal lainnya untuk proses kelahiran anak pertama kami. Saya sangat senang karena ada Kartu JKN. Kehadirannya sangat meringankan beban kami, terutama soal biaya. Bisa dibayangkan tanpa JKN, saya harus mempersiapkan dana yang cukup besar. Untuk masyarakat dengan ekonomi yang rendah pastinya akan kesulitan,” tutur Sabila.

    Ibu hamil delapan bulan ini juga mengungkapkan jika dirinya sangat puas terhadap layanan kesehatan yang ia terima selama kehamilan.

    Sabila merasakan kemudahan untuk mengakses layanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Ia menjalani kontrol rutin di Puskesmas. Dokter yang menangani sangat membantu dalam memberikan panduan yang lengkap tentang kehamilan pertamanya ini. Tidak hanya itu, edukasi kesehatan yang diberikan juga dapat dengan mudah dipahami oleh calon ibu baru sepertinya.

    “Selama kehamilan dokter sangat membantu saya menjelaskan banyak hal yang belum saya pahami. Sebagai calon ibu baru, pastinya masih banyak kebingungan saya soal kehamilan. Sama sekali saya tidak merasakan adanya hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan di Puskesmas. Setiap kontrol, dokter selalu memberikan vitamin untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan. Semua perawatan yang diberikan sangat bagus dan tidak ada tambahan biaya apapun, semua gratis,” ungkap Sabila.

    Berkat JKN, Sabila merasakan dirinya lebih siap dan percaya diri dalam menghadapi momen kelahiran pertamanya. Pelayanan dari tenaga medis membuatnya semakin yakin bahwa adanya Program JKN merupakan pilihan yang tepat menjadi perlindungan kesehatannya.

    Ia sangat merasakan dukungan yang nyata melalui program ini, khususnya secara finansial. Adanya Program JKN dirasa Sabila menjadi jawaban atas kekhawatirannya dalam memberikan segala kebutuhan yang diperlukan selama masa kehamilannya hingga proses kelahirannya nanti.

    “Saya sangat mendukung Program JKN. Terutama bagi saya dengan ekonomi yang kurang. Merasa bersyukur sekali dalam kehamilan pertama ini bisa memberikan yang terbaik untuk kesehatan bayi saya. Pikiran saya lebih tenang dan fokus menjelang persalinan yang semakin dekat ini. Sebagai masyarakat, saya sangat berharap kalau Program JKN semakin meningkat kualitasnya. Agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat JKN, khususnya bagi mereka yang kurang mampu,” tutup Sabila. (*)

  • Cerita Harsono Atasi Asma Sang Anak dengan Perlindungan JKN

    Cerita Harsono Atasi Asma Sang Anak dengan Perlindungan JKN

    Terastangerang.com, Tigaraksa,– Kesehatan anak tentunya menjadi prioritas utama bagi setiap orang tua. Namun, betapa malang nasib yang dialami oleh anak kedua dari pasangan yang berdomisili di wilayah Kabupaten Tangerang, Harsono (40) dan Benita (39).

    Sejak kelahirannya, sang anak sudah mengalami gangguan pernapasan. Kondisi kesehatannya terganggu dan berlanjut hingga ia berusia 17 bulan. Selama menangani penyakit sang anak, Harsono, sangat mengandalkan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    “Selama kehamilan, alhamdulillah kondisi ibu dan kandungan sehat. Namun, setelah lahir anak saya mengalami sesak napas. Diduga menderita penyakit asma akibat ada riwayat juga dari istri saya. Akhirnya dokter menjadwalkan untuk rawat jalan. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan dan terapi uap. Selain itu, anak saya juga sempat mengalami kuning sehingga harus diberikan perawatan di inkubator,” ungkap Harsono kepada tim Jamkesnews di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa, pada Kamis (18/01).

    Selang beberapa bulan kemudian, sang anak kembali mengalami sesak napas dan harus menjalani perawatan di rumah sakit selama dua minggu. Keadaannya berangsur membaik dan dinyatakan bisa kembali ke rumah.

    Kemudian dilanjutkan untuk pengobatan rawat jalan selama dua minggu. Harsono menyebut jika kesehatan sang anak seringkali menurun di setiap bulannya, seperti demam, batuk dan juga sesak. Semua pengobatan dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

    “Sebagai orang tua pastinya sedih harus melihat kondisi kesehatan anak yang sering menurun. Apalagi, setiap bulan pasti saya bawa ke klinik. Terakhir kali, anak saya mengalami demam dua hari. Sempat saya bawa ke klinik dan dilarikan ke IGD. Karena kondisinya memburuk dan tidak sadarkan diri, akhirnya harus masuk ICU. Namun, selang beberapa jam, anak saya sudah mengehembuskan nafas terakhirnya. Mungkin, memang ini sudah takdirnya dan kami ikhlas. Setidaknya kami sudah berupaya melakukan pengobatan yang terbaik. Saya tetap bersyukur karena semua biaya pengobatan ditanggung lewat Program JKN,” ucap Harsono.

    Kedatangan Harsono ke kantor cabang untuk melakukan penonaktifan kepesertaan anaknya karena meninggal. Ia juga bercerita selama memanfaatkan Kartu JKN, dirinya mengaku puas akan pelayanan yang diterima. Program JKN juga membantu meringankan beban secara finansial. Begitu mendengar sang anak menderita asma, Harsono merasa cemas dan bingung. Ia memikirkan bagaimana caranya untuk memberikan perlindungan dan perawatan yang terbaik di tengah biaya medis yang berbiaya tinggi.

    “Buat saya pribadi, biaya untuk berobat itu tidak murah. Apalagi dengan kondisi anak saya yang sering bolak balik ke klinik dan rumah sakit. Beruntungnya, saya sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Dengan Program JKN, kami merasa lebih tenang dan mudah untuk mengakses layanan kesehatan. Mulai dari pemeriksaan dokter sampai menerima obat-obatan, semuanya sudah dijamin lewat program ini. Adanya JKN sangat meringankan beban keuangan saya. Program ini menjadi solusi bagi kami,” tutur Harsono.

    Peran JKN dalam keluarga Harsono sangat nyata kehadirannya. Harsono mengatakan jika ia merasa puas selama mengakses layanan Kesehatan, baik di FKTP maupun rumah sakit. Kisah yang ia alami menjadi bukti bahwa Program JKN hadir bagi seluruh kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Harsono turut berpesan kepada orang tua yang memiliki anak, khususnya bagi penderita asma agar mempersiapkan jaminan kesehatan melalui Program JKN. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan segala kebutuhan perawatan yang layak bagi penderitanya.

    “Program JKN benar-benar menjadi penyelamat bagi keluarga kami. Saya mengajak semua orang tua agar tidak ragu mendaftarkan anak-anak mereka menjadi peserta JKN. Kesehatan itu sangat penting. Saya merasakan sendiri ketika anak sakit, sedih sekali. Bisa dibayangkan jika dalam kondisi mendesak dan kondisi keuangan sedang tidak baik, bagaimana caranya saya bisa memenuhi kebutuhan pengobatan anak saya. Sebagai orang tua, kehadiran Program JKN sangat memberikan ketenangan bagi kami,” tutup Harsono. (*)

  • Ahmad Sebut Program JKN Jadi Investasi Jangka Panjang Bagi Keluarganya

    Ahmad Sebut Program JKN Jadi Investasi Jangka Panjang Bagi Keluarganya

    Terastangerang.com,Tigaraksa, – Memasuki masa kehamilan dan persalinan menjadi momen yang sangat berharga dalam kehidupan berkeluarga. Bagi pasangan yang telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), mempersiapkan persalinan akan menjadi lebih tenang.

    Hal ini juga yang dirasakan oleh Ahmad Suharno (36), selaku kepala keluarga sekaligus peserta JKN di wilayah Kabupaten Tangerang.

    Ia mengungkapkan rasa syukurnya atas manfaat JKN yang diberikan kepada keluarganya, khususnya selama tiga kali masa kehamilan dan persalinan sang istri.

    “Saya bersyukur sekali sudah punya Kartu JKN. Kami banyak manfaatkan terutama untuk kontrol kehamilan istri dan persalinan. Bukan hanya satu kali melainkan untuk tiga kali masa kehamilan istri. Alhamdulillah, selama pemanfaatannya semua berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala. Saya jadi bisa memastikan kesehatan ibu dan bayi. Intinya, kami sangat puas atas pelayanan yang diberikan,’’ tutur Ahmad saat ditemui di Mal Pelayanan Publik (MPP), pada Rabu (27/03/24).

    Setelah kelahiran anak ketiga, Ahmad bergegas mendaftarkan kepesertaan sang bayi.

    Ia ingin memastikan bahwa seluruh keluarganya telah terlindungi kesehatannya melalui Program JKN.

    Menurutnya, jaminan kesehatan itu merupakan investasi jangka panjang dan harus dipersiapkan sedini mungkin.

    Tidak membutuhkan waktu lama, sang bayi telah terdaftar dan aktif sebagai peserta JKN.

    “Setelah anak lahir, saya langsung mendaftarkannya menjadi peserta JKN. Saya tidak ingin menunda karena memang itu adalah kewajiban. Sebagai kepala keluarga, saya pastikan seluruh anggota keluarga sudah terdaftar. Apalagi, kondisi saat ini yang serba tidak pasti dan banyak bermunculan penyakit, punya jaminan kesehatan menjadi hal yang sangat penting. Selain itu, biaya kesehatan yang tidak murah pastinya akan menjadi beban tersendiri,” kata Ahmad.

    Ahmad mengungkapkan bahwa pelayanan JKN saat ini semakin bertambah baik dan kualitasnya juga meningkat.

    Ia dan keluarga tergolong peserta yang sangat mengandalkan Kartu JKN untuk mengakses pelayanan kesehatan.

    Terbukti, selama tiga kali masa kehamilan istri dan kelahiran ketiga anaknya menggunakan Kartu JKN.

    Ahmad puas akan pelayanan yang diterima selama di fasilitas kesehatan.

    Ia menyebut, baik petugas medis hingga petugas administrasi keberadaannya sangat membantu.

    “Selama di rumah sakit, kami dilayani sangat baik. Tidak ada perbedaan pelayanan, semua dilayani sesuai prosedur, ” ucapnya.

    Ia juga mengatakan bahwa tidak ada iuran biaya, semua biaya pelayanan kesehatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan sesuai dengan indikasi medis.

    “Saya sangat bersyukur karena tidak mengeluarkan biaya sepeserpun. Kita semua tahu kalau biaya persalinan caesar berbiaya cukup besar. Dengan JKN, saya menjadi lebih tenang dan beban biaya sangat jauh berkurang,” ungkap Ahmad.

    Lebih lanjut, Ahmad menanggapi terkait masih banyaknya masyarakat yang belum patuh membayar iuran JKN setiap bulan.

    Ia menyebut jika iuran JKN tergolong sangat terjangkau dibandingkan dengan asuransi kesehatan lainnya.

    Ahmad juga merasa iuran yang dibayarkan tidak sebanding dengan manfaat JKN yang sangat besar.

    Hingga kini, Program JKN telah dimanfaatkan oleh ratusan juta masyarakat dari semua golongan tanpa terkecuali. Tidak sedikit dari mereka yang sangat bergantung dengan JKN untuk menjalani pengobatan kesehatan.

    “Saya rasa dengan iuran JKN yang masih terjangkau, masyarakat bisa lebih sadar untuk membayar iuran secara rutin setiap bulan. Bisa dibayangkan jika tanpa JKN berapa banyak biaya kesehatan yang harus disediakan, terutama dalam kondisi mendadak. Tidak hanya bermanfaat untuk peserta yang sakit, melainkan bagi mereka yang sehat bisa sambil tolong menolong. Dengan sistem gotong royong, iuran yang dibayarkan oleh peserta sehat dapat membantu mereka yang sedang sakit dan membutuhkan pengobatan mulai dari berbiaya rendah hingga tinggi,” tutup Ahmad. (*)

  • Ekosistem Digital BPJS Kesehatan jadi Best Practice Jaminan Sosial Dunia

    Ekosistem Digital BPJS Kesehatan jadi Best Practice Jaminan Sosial Dunia

    Terastangerang.com, Nusa Dua,- Ekosistem digital yang dibangun dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan menjadi salah satu best practice (praktik baik) pengelolaan jaminan sosial dunia. Cukup banyak negara yang mempelajari bagaimana Indonesia mengelola program jaminan sosial khususnya jaminan kesehatan dengan cakupan kepesertaan terbesar di dunia.

    Hal inilah yang menggugah International Social Security Association (ISSA), menggelar kegiatan The 17th ISSA International Conference On Information And Communication Technology In Social Security (ICT 2024) di Indonesia. Bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang merupakan penyelenggara Program JKN di Indonesia, kegiatan ini dihadiri lebih dari 300 partisipan dari 71 Negara di Nusa Dua, Bali, 6-8 Maret 2024.

    ISSA sendiri merupakan organisasi internasional terkemuka di dunia yang beranggotakan institusi-institusi jaminan sosial, departemen/lembaga, pemerintah, dan institusi lain yang mengelola/menyelenggarakan satu atau beberapa bidang jaminan sosial.

    ISSA dibentuk pada tahun 1927 di bawah naungan International Labor Organization (ILO). Saat ini, ISSA memiliki kurang lebih 350 members institution dari kurang lebih 160 negara. Keanggotaan ISSA berasal dari beberapa continent/regional, diantaranya Afrika, Amerika, Asia dan Pasifik, serta Eropa.

    Konferensi ICT sendiri merupakan pertemuan triennial global gathering yang diselenggarakan oleh ISSA dan diikuti oleh anggota ISSA dari berbagai negara. Pada tahun 2024, Konferensi ICT mengangkat tema “Data-driven transformation for a smart, resilient and inclusive social security”.

    “BPJS Kesehatan akan berbagi pengalaman dalam penerapan teknologi informasi untuk jaminan kesehatan di Indonesia. Sejak Program JKN diimplementasikan kami berkomitmen untuk terus berinovasi, mengembangkan solusi-solusi terkini untuk memberikan pelayanan yang lebih mudah, cepat, dan setara kepada para peserta JKN yang tidak lepas dari peranan teknologi informasi,” ungkap Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti, Rabu (06/02/24).

    Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sekretaris Kabinet, dan Presiden dan Sekretaris Jenderal ISSA.

    Ghufron menambahkan, dalam pengelolaan Program JKN ekosistem digital sudah terbangun dan saling terhubung satu sama lain. Bukan hanya internal BPJS Kesehatan namun juga terhubung dengan ekosistem fasilitas kesehatan, perbankan, kementerian dan lembaga terkait, bahkan dengan peserta dan badan usaha.

    Saat ini BPJS Kesehatan terhubung dengan lebih dari 23 ribu Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3 ribu Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang tersebar diseluruh Indonesia. Dalam ekosistem ini terdapat jutaan data layanan kesehatan yang terkoneksi satu sama lain. Lalu di ekosistem perbankan saat ini lebih dari 950 ribu kanal pembayaran dan sebanyak 15 kementerian/lembaga sudah terkoneksi dan tedapat lebih dari 100 juta arus data atau transaksi per hari.

    ”Dukungan ICT sebagai enabler, driver, dan akselerator Program JKN di Indonesia guna meningkatkan efektifitas program dan mutu layanan. Dengan cakupan layanan JKN yang luas, serta jumlah transaksi yang tinggi, dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam menjalankan program tersebut. Oleh karena itu penggunaan ICT serta transformasi digital mutlak untuk dilakukan,” kata Ghufron.

    Dalam kesempatan tersebut President ISSA Mohammed Azman mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan dan memperkuat jaminan sosial di dunia yang makin gemilang dan inklusif. Perkembangan penggunaan teknologi informasi kini menjadi hal yang menjadi prioritas bagi pengelola jaminan sosial di dunia.

    Azman menjelaskan dalam Forum Ekonomi Dunia memproyeksikan transformasi digital memberikan nilai tambah sebesar 100 triliun dolar untuk ekonomi dunia pada tahun 2025. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah menjadi bagian penting untuk mempermudah proses bisnis yang bersifat administratif dalam jaminan sosial. Teknologi memainkan peran kunci dalam berbagai aktivitas organisasi, mulai dari pemberian layanan hingga pengelolaan proses bisnis internal.

    ”Pemanfaatan teknologi memungkinkan organisasi jaminan sosial untuk meningkatkan kualitas layanan, dan membuat jaminan sosial lebih mudah diakses dan responsif, terutama melalui teknologi seluler, dan pendekatan yang semakin personal dan disesuaikan. Indonesia dalam hal ini BPJS Kesehatan menjadi contoh dari komitmen penggunaan teknologi dan sudah merasakan manfaat yang cukup besar. Kami berharap, hari ini anggota ISSA dapat memperoleh banyak pelajaran bagaimana mengembangkan strategi dan tata kelola digital yang baik, kemampuan keamanan siber serta ketahanan digital yang kuat,” kata Azman.

    Sementara itu Ketua OJK Mahendra Siregar mengungkapkan saat ini pengelolaan Program JKN merupakan salah satu contoh industri jasa kesehatan yang dikelola dengan baik sehingga manfaatnya dapat dirasakan semata-mata untuk kepentingan peserta. Namun agar pengelolaan Program JKN makin optimal, aspek manajemen risiko, pengelolaan keuangan yang governance untukkeberlanjutan program, serta pengelolaan program dengan penuh kehati-hatian ini perlu tetap dijaga dengan baik.

    ”Kami sampaikan 3 konklusi yang pertama bahwa memberikan jaminan sosial adalah elemen kunci dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. Kedua kita harus memastikan tidak ada yang tertinggal dalam mengakses jaminan sosial hal ini merupakan fokus utama yang perlu kita lakukan. Selanjutnya ketiga, kita perlu peningkatan tata kelola serta peningkatan profesionalisme dan preferensi kolaborasi ICT antar lembaga dan mitra pemangku kepentingan. Dengan berbagai upaya dan strategi termasuk ICT diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari Program JKN,” kata Mahendra.

    Dalam kegiatan tersebut BPJS Kesehatan juga akan berbagi pengalaman tentang pengelolaan infrastruktur data nasional untuk Program JKN yang akan dibawakan oleh Direktur Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Mundiharno. Selain itu Direktur Teknologi dan Informasi BPJS Kesehatan Edwin Aristiawan akan membagikan pengalaman panjang dan secara utuh ICT menjadi salah satu pendorong utama dalam penyelenggaraan Program JKN.

    Tidak ketinggalan BPJS Kesehatan juga akan berbagi pengalaman terkait dengan penggunaan Artificial Intelligence (AI) yang menjadi salah satu game changer dalam penyelenggaraan Program JKN. Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan Lily Kresnowati akan membahas bagaimana AI dapat dimanfaatkan dalam upaya mendeteksi data kecurangan di fasilitas kesehatan.

    Pemanfaatan ICT pada akhirnya juga bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan layanan kepada peserta. Pada kegiatan ICT 2024, Direktur Kepesertaan BPJS Kesehatan David Bangun juga akan berbagi pengalaman bagaimana pemanfaatan ICT untuk tercapainya cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan, pengelolaan informasi, aduan, hingga layanan administrasi.

    Selain berbagi pengalaman, BPJS Kesehatan juga memamerkan sederet inovasi yang kini melekat dan menjadi favorit masyarakat. Mulai dari penggunaan aplikasi Mobile JKN, fitur I-Care JKN atau riwayat pelayanan kesehatan dalam genggaman, Pelayanan Administrasi melalui Whatsapp (PANDAWA), dan aplikasi pemantauan minum obat untuk penderita tuberkulosis yang tengah diuji coba.

    ”Kami berharap melalui kegiatan ini BPJS Kesehatan pun akan mendapat manfaat dari sharing ilmu, pengalaman, yang mungkin dapat diterapkan sebagai bentuk optimalisasi layanan Program JKN,” ujar Ghufron. (rls)

  • Kontribusi Positif Program JKN dalam Meningkatkan Peran Tenaga Pendidik

    Kontribusi Positif Program JKN dalam Meningkatkan Peran Tenaga Pendidik

    Terastangerang.com, Tigaraksa,– Menjadi seorang guru merupakan pekerjaan yang mulia. Tugasnya tidak hanya menjadi pelaku pendidikan yang gigih, tetapi juga pahlawan di balik meja belajar.

    Taufik (40), salah satu peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar (SD) mengakui besarnya manfaat Program JKN. Kehadiran JKN juga dapat menunjang perannya di dunia pendidikan. Selain itu, ia juga dapat memastikan kesehatan keluarganya dapat terlindungi.

    “Sebagai kepala keluarga, tentunya kesehatan menjadi prioritas utama saya. Terdaftarnya saya dan keluarga dalam Program JKN menjadi sebuah keuntungan. Saya merasa memiliki perlindungan kesehatan yang lebih untuk diri sendiri dan keluarga. Kami menjadi lebih tenang dan yakin akan kebutuhan kesehatan keluarga. Setiap langkah perawatan kesehatan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga penanganan medis yang serius dapat diakses dengan mudah dan terjangkau,” kata Taufik, Senin (19/02).

    Menurut Taufik, pelayanan kesehatan melalui Program JKN saat ini semakin menunjukkan peningkatan kualitasnya. Tersedianya opsi fasilitas kesehatan yang berkualitas membuat Taufik semakin senang.

    Dengan adanya berbagai pilihan yang luas dapat memberikan kebebasan bagi peserta untuk memilih tempat perawatan yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini tentunya memberikan rasa percaya diri bagi Taufik dan keluarga untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang terbaik.

    “Menjadi kepala keluarga tidak terlepas dengan berbagai tanggung jawab yang perlu dihadapi, terutama soal finansial. Adanya JKN sangat membantu meringankan beban keuangan keluarga. Dengan iuran yang terjangkau, saya bisa tetap fokus untuk pendidikan anak-anak dan kebutuhan keluarga lainnya tanpa khawatir yang berlebih. Saya sudah merasakan sendiri pengalaman waktu istri melahirkan dan saat pengobatan anak. Saat itu anak saya didiagnosis pneumonia, sehingga membutuhkan perawatan yang cukup lama,” ungkap Taufik.

    Sebagai tenaga pendidik sekaligus peserta JKN, Taufik juga ingin berbagi pengetahuannya terkait Program JKN kepada orang banyak yang ada di lingkungan sekolah. Baik itu rekan kerja sesame guru maupun orang tua murid.

    Di beberapa kesempatan, ia tidak sungkan untuk melakukan sosialisasi terkait manfaat Program JKN. Taufik merasa senang jika keberadaanya dapat bermanfaat bagi orang lain. Khususnya, dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya jaminan kesehatan.

    “Seringkali saya mendapat pertanyaan dari orang tua murid tentang Program JKN. Sedikit banyaknya yang saya ketahui, pasti saya mencoba membantu mereka. Saya senang jika semakin banyak yang tahu manfaat JKN. Apalagi, kalau ada murid yang sakit sampai berhari-hari tidak masuk sekolah. Biasanya langsung saya arahkan ke orang tuanya untuk cek ke dokter. Banyak juga dari mereka yang masih bingung bagaimana prosesnya. Alhamdulillah, penjelasan dari saya bisa mereka pahami karena memang aksesnya sangat mudah,” ungkap Taufik.

    Ketika ditemui, Taufik tengah memanfaatkan kanal layanan administrasi di Mal Pelayanan Publik (MPP). Kedatangannya di MPP adalah untuk menambahkan peserta dan menonaktifkan kepesertaan anak ketiganya yang telah meninggal dunia.

    Ia mengaku puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas. Menurutnya, dengan adanya penambahan kanal layanan administrasi selain di kantor cabang sangat memudahkan peserta. Sistem ini juga dapat mengurai antrean peserta.

    “Saya sangat merasakan adanya peningkatan kualitas layanan dari Program JKN. Perubahan ini tentunya semakin memberikan kemudahan bagi peserta JKN. Namun, saya rasa masih belum semua masyarakat tahu akan hal ini. Jadi, saya berharap BPJS Kesehatan tidak Lelah dan semakin sering juga melakukan sosialisasi Program JKN ke masyarakat. Khususnya, bagi masyarakat yang tinggal di daerah jauh dari perkotaan. Harapannya agar semakin banyak masyarakat yang paham dan merasakan besarnya manfaat dari Program JKN,” tutup Taufik. (*)