Kualitas Udara di Pasar Kemis Tangerang Terburuk di Indonesia, Ini Kata Kadis DLHK

Redaksi
Kualitas Udara di Pasar Kemis Tangerang Terburuk di Indonesia, Ini Kata Kadis DLHK
FOTO ILUSTRASI (ISTIMEWA)

Kualitas Udara di Pasar Kemis Tangerang Terburuk di Indonesia

TANGERANG – Lembaga data kualitas udara, IQAir, menempatkan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang, Banten sebagai kualitas udara yang terburuk di Indonesia dengan indeks 164 pada Jumat, 17 Juni 2022.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Tangerang, Achmad Taufik, tidak semua industri atau pelaku usaha dalam proses produksinya menghasilkan emisi atau cemaran udara. Ia mengaku, pihaknya telah melakukan upaya-upaya untuk mengurangi polusi udara hasil industri, juga menjaga fungsi kelestarian hidup agar lebih hijau, sejuk dan teduh.

“Bagi industri yang menghasilkan emisi atau cemaran udara tersebut diwajibkan setiap 6 bulan satu sekali menguji kualitas emisinya atau cerobong asap sebagai bentuk implementasi komitmen atau penaatan sesuai yang tertuang dalam dokumen lingkungan (amdal atau UKL/UPL), dalam bentuk dokumen laporan semester pengelolaan dan pemantauan lingkungan,” jelas Taufik dikutip dari Portal Desa, Selasa (21/6/2022).

[bacajuga berdasarkan="category" judul="Baca Juga:" mulaipos="0" jumlah="1"]

Selain itu, kata Taufik, sudah terbangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 128,94 Ha2 (RTH Kabupaten 126,24 Ha dan RTH Kecamatan 2,7 Ha).

“Kami juga melakukan pemantauan kualitas udara selain secara berkala melakukan uji udara Ambient dengan metode Passive Sample di 4 tatanan (Lalu lintas, Kawasan Industri, Permukiman dan Perkantoran/Puspem),” ungkapnya.

Rencananya, lanjut Taufik, melalui anggaran APBD tahun 2022 ini akan dilakukan pemasangan AQMS (Air Quality Monitoring System) yaitu pemasangan alat untuk mengukur kualitas udara secara direct reading, kontinu dan real time.

[bacajuga berdasarkan="category" judul="Baca Juga:" mulaipos="1" jumlah="1"]

Taufik menambahkan, bahwa pihaknya telah melakukan pembinaan kepada masyarakat tentang pentingnya tercipta Iklim yang bersih dengan membentuk Kampung Proklim di 12 lokasi. Pembinaan lingkungan sejak usia dini melalui program Sekolah Adiwiyata (165 Sekolah).

“Kami berupaya terus menerus melakukan pembinaan melalui sosialisasi dan bintek agar tumbuh kesadaran, baik pelaku usaha dan seluruh masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap lestari seperti mengolah limbah yang dihasilkan sebelum dibuang ke lingkungan, dan taat mengurus perizinan-perizinan untuk berusaha dan senantiasa mengupayakan lingkungan yang bersih serta sehat,” demikian Achmad Taufik mengakhiri. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *