Terastangerang.com, Tigaraksa,- Persalinan caesar merupakan prosedur bedah yang sering kali diperlukan untuk melindungi kesehatan ibu dan bayi dalam situasi tertentu. Meskipun memiliki manfaatnya sendiri seperti keamanan dalam kondisi medis, perlu juga diingat bahwa persalinan caesar adalah prosedur bedah yang tidak terlepas dari risiko dan memerlukan pemulihan yang cermat.
Keputusan untuk melakukan persalinan caesar juga harus dibuat berdasarkan pertimbangan medis yang cermat oleh tim medis yang terlibat. Hal ini pula yang dialami oleh istri dari Willy Jensen (29) warga Kabupaten Tangerang beberapa bulan lalu.
“Tujuh bulan yang lalu, istri saya menjalani proses persalinan caesar. Diharuskan oleh dokter dikarenakan anak pertama saya juga melewati proses persalinan caesar sebelumnya, dan tindakan ini juga dilakukan demi keselamatan istri saya. Awalnya, saya mengantarkan istri saya untuk menjalani kontrol rutin setiap bulannya, lalu di waktu yang bersamaan istri saya merasakan kontraksi yang hebat dan disarankan untuk tidak pulang ke rumah. Dokter menjelaskan istri saya dapat langsung dirawat inap malamnya agar mudah dicek terkait kondisinya. Namun pada malam itu, istri saya belum mulai pembukaan, hingga proses persalinan dilakukan pada esok harinya,” cerita Willy.
Sejak awal kehamilan sang istri, Willy menyampaikan bahwa semua proses pelayanan kesehatan yang dijalani, dijamin oleh Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Willy bersyukur bahwa sudah sepuluh tahun telah terdaftar sebagai peserta JKN, tidak terbayangkan olehnya jika dirinya harus menggunakan biaya pribadi yang bahkan dirinya sendiri tidak mengetahui estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan dirinya dan keluarga. Saat ini, Willy beserta keluarga terdaftar sebagai peserta PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah) dengan hak kelas rawat tiga.
“Saya sangat merasakan ketulusan yang diberikan oleh tim medis dalam melayani seluruh peserta JKN. Pelayanan yang diberikan sangat baik, tidak adanya perbedaan untuk peserta JKN maupun pasien umum. Walaupun saya terdaftar dengan hak kelas rawat tiga, tapi pelayanan yang saya terima sangat memuaskan. Saya pun merasakan hal yang signifikan terkait pelayanan beberapa tahun ke belakang dengan saat ini, senang rasanya bahwa Program JKN sudah semakin membaik dan selalu mendengarkan kritik dan saran seluruh lapisan masyarakat agar program ini dapat terus berkelanjutan kedepannya,” tutur Willy.
Dengan memastikan prosedur dilakukan sesuai indikasi medis yang tepat dan dengan pengawasan tim medis yang kompeten, Program JKN membantu memastikan bahwa setiap proses persalinan caesar berjalan dengan baik, mengutamakan keselamatan dan kesehatan ibu serta sang bayi.
Hadirnya petugas BPJS SATU (Siap Membantu) di rumah sakit juga turut menjadi peningkatan kualitas layanan Program JKN agar senantiasa dapat memberikan pelayanan maksimal untuk seluruh peserta JKN. Dengan adanya BPJS SATU, para ibu yang telah menjalani persalinan di rumah sakit tidak perlu khawatir dalam melakukan pendaftaran bayinya, namun dapat dibantu oleh petugas BPJS Satu.
“Saat di rumah sakit, bayi saya telah dibantu didaftarkan di rumah sakit dengan nama Bayi Nyonya. Sekali lagi saya sampaikan bahwa saya sangat puas menjadi peserta JKN, dan saat ini saya melakukan kewajiban saya dengan melakukan pembaharuan data di kartu keluarga saya agar nama bayi saya dapat dilakukan perubahan dengan nama yang sesuai. Proses pengurusan administrasi di kantor cabang pun mudah serta cepat, nama bayi saya telah dilakukan perubahan dan identitas sebagai peserta JKN saat ini hanya dengan menggunakan KIS Digital (Kartu Indonesia Sehat) atau dapat menggunakan KTP (Kartu Tanda Penduduk) atau KIA (Kartu Identitas Anak) saja, sangat praktis. Saya berharap, kedepannya Program JKN ini dapat terus berlangsung untuk dapat menolong seluruh masyarakat Indonesia.”tutup Willy. (*)