Terastangerang.com, Tigaraksa,– Kesehatan anak tentunya menjadi prioritas utama bagi setiap orang tua. Namun, betapa malang nasib yang dialami oleh anak kedua dari pasangan yang berdomisili di wilayah Kabupaten Tangerang, Harsono (40) dan Benita (39).
Sejak kelahirannya, sang anak sudah mengalami gangguan pernapasan. Kondisi kesehatannya terganggu dan berlanjut hingga ia berusia 17 bulan. Selama menangani penyakit sang anak, Harsono, sangat mengandalkan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
“Selama kehamilan, alhamdulillah kondisi ibu dan kandungan sehat. Namun, setelah lahir anak saya mengalami sesak napas. Diduga menderita penyakit asma akibat ada riwayat juga dari istri saya. Akhirnya dokter menjadwalkan untuk rawat jalan. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan dan terapi uap. Selain itu, anak saya juga sempat mengalami kuning sehingga harus diberikan perawatan di inkubator,” ungkap Harsono kepada tim Jamkesnews di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tigaraksa, pada Kamis (18/01).
Selang beberapa bulan kemudian, sang anak kembali mengalami sesak napas dan harus menjalani perawatan di rumah sakit selama dua minggu. Keadaannya berangsur membaik dan dinyatakan bisa kembali ke rumah.
Kemudian dilanjutkan untuk pengobatan rawat jalan selama dua minggu. Harsono menyebut jika kesehatan sang anak seringkali menurun di setiap bulannya, seperti demam, batuk dan juga sesak. Semua pengobatan dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
“Sebagai orang tua pastinya sedih harus melihat kondisi kesehatan anak yang sering menurun. Apalagi, setiap bulan pasti saya bawa ke klinik. Terakhir kali, anak saya mengalami demam dua hari. Sempat saya bawa ke klinik dan dilarikan ke IGD. Karena kondisinya memburuk dan tidak sadarkan diri, akhirnya harus masuk ICU. Namun, selang beberapa jam, anak saya sudah mengehembuskan nafas terakhirnya. Mungkin, memang ini sudah takdirnya dan kami ikhlas. Setidaknya kami sudah berupaya melakukan pengobatan yang terbaik. Saya tetap bersyukur karena semua biaya pengobatan ditanggung lewat Program JKN,” ucap Harsono.
Kedatangan Harsono ke kantor cabang untuk melakukan penonaktifan kepesertaan anaknya karena meninggal. Ia juga bercerita selama memanfaatkan Kartu JKN, dirinya mengaku puas akan pelayanan yang diterima. Program JKN juga membantu meringankan beban secara finansial. Begitu mendengar sang anak menderita asma, Harsono merasa cemas dan bingung. Ia memikirkan bagaimana caranya untuk memberikan perlindungan dan perawatan yang terbaik di tengah biaya medis yang berbiaya tinggi.
“Buat saya pribadi, biaya untuk berobat itu tidak murah. Apalagi dengan kondisi anak saya yang sering bolak balik ke klinik dan rumah sakit. Beruntungnya, saya sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Dengan Program JKN, kami merasa lebih tenang dan mudah untuk mengakses layanan kesehatan. Mulai dari pemeriksaan dokter sampai menerima obat-obatan, semuanya sudah dijamin lewat program ini. Adanya JKN sangat meringankan beban keuangan saya. Program ini menjadi solusi bagi kami,” tutur Harsono.
Peran JKN dalam keluarga Harsono sangat nyata kehadirannya. Harsono mengatakan jika ia merasa puas selama mengakses layanan Kesehatan, baik di FKTP maupun rumah sakit. Kisah yang ia alami menjadi bukti bahwa Program JKN hadir bagi seluruh kalangan masyarakat tanpa terkecuali. Harsono turut berpesan kepada orang tua yang memiliki anak, khususnya bagi penderita asma agar mempersiapkan jaminan kesehatan melalui Program JKN. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan segala kebutuhan perawatan yang layak bagi penderitanya.
“Program JKN benar-benar menjadi penyelamat bagi keluarga kami. Saya mengajak semua orang tua agar tidak ragu mendaftarkan anak-anak mereka menjadi peserta JKN. Kesehatan itu sangat penting. Saya merasakan sendiri ketika anak sakit, sedih sekali. Bisa dibayangkan jika dalam kondisi mendesak dan kondisi keuangan sedang tidak baik, bagaimana caranya saya bisa memenuhi kebutuhan pengobatan anak saya. Sebagai orang tua, kehadiran Program JKN sangat memberikan ketenangan bagi kami,” tutup Harsono. (*)