Kategori: Budaya

Budaya. menyajikan berita hiburan seputar seni dan budaya meliputi tari, sastra, festival, hingga budayawan terbaru dan terkini

  • 11 Finalis Putri Indonesia Banten 2025 Masuk Tahap Pembekalan

    11 Finalis Putri Indonesia Banten 2025 Masuk Tahap Pembekalan

    Terastangerang.com,- Melalui Yayasan Bina Talenta Indonesia Juara, Puteri Indonesia Banten 2025 dengan 11 finalis terpilih sudah memasuki tahap pembekalan, yang berlangsung di Plaza Puspem Kota Tangerang, Selasa (21/1/25).

    Dalam tahap ini, para finalis dilakukan pembekalan terkait pendidikan dan peran perempuan untuk pengembangan daerah khususnya Kota Tangerang. Bagaimana, seorang putri atau perempuan dapat turut berperan dalam pengembangan sebuah kota.

    Founder Yayasan Bina Talenta Indonesia Juara, Kathy Monica Kabe menyatakan, dalam kesempatan ini, para finalis juga diajak visitasi ke ruang digital Pemkot Tangerang hingga ruang produksi Tangerang TV.

    “Besok, para finalis juga akan diajak keliling Kota Tangerang untuk melihat langsung segala potensi yang dimiliki Kota Tangerang. Baik di bidang ekonomi, wisata hingga alam,” katanya.

    Lanjutnya, pasca pembinaan para finalis juga dilakukan penyematan selempang finalis Putri Indonesia Banten 2025. Sebagai tanda lolosnya mereka setelah mengalahkan puluhan pendaftar lainnya.

    “Selanjutnya, para finalis akan melakukan ragam latihan, untuk bersiap memasuki babak final pada 24 Januari mendatang. Mereka akan dipilih menjadi lima, tiga dan akhirnya pemenang Putri Indonesia Banten 2025,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang Rizal Ridolloh menyatakan, Pemkot Tangerang berupaya mendukung penuh berlangsungnya kegiatan Putri Indonesia Banten 2025.

    “Pastinya, dukung penuh juga diberikan untuk para finalis dari Kota Tangerang. Tahun sebelumnya, Kota Tangerang berhasil hingga nasional dengan busana terbaik. Semoga tahun ini, dari Banten atau Kota Tangerang bisa kembali berkibar di tingkat nasional bahkan internasional,” ungkap Rizal. (abe)

  • Tarian Kembang Balaraja Meriahkan HUT ke-392 Kabupaten Tangerang

    Tarian Kembang Balaraja Meriahkan HUT ke-392 Kabupaten Tangerang

    Terastangerang.com,- Pertunjukan tarian Kembang Balaraja yang terinspirasi dari semangat juang Saliah atau Nyimas Gamparan, sebagai pendekar sekaligus pemimpin pasukan muslimah di Balaraja, sukses memukau penonton di area panggung kesenian HUT ke-392 Kabupaten Tangerang di Alun-alun Tigaraksa, Jumat (11/10/24).

    Tarian yang dibawakan 10 penari asal Sanggar Sanggita Kencana Budaya ini, tidak hanya menampilkan keindahan gerakan dan kostum, tetapi juga mengisahkan perjuangan Nyimas Gamparan dan keberanian masyarakat dalam melestarikan budaya daerah.

    “Tarian ini dinamakan Saliah, Sang Kembang Balaraja. Ini karya orisinil dari Sanggar Sanggita Kencana Budaya. Tarian ini pertama kali kami bawakan di Kabupaten Tangerang pas pada momen HUT ke-392 Kabupaten Tangerang. Sebelumnya pernah kami tampilkan di dua acara yaitu event Bandung Art Festival 2024 mewakili Provinsi Banten dan di Plaza Bintaro,” ujar Pimpinan Sanggar Sanggita Kencana Budaya, Vita Valeska kepada wartawan, usai pentas, Jum’at (11/10/24).

    Kak Vita sapaan akrabnya, mengisahkan bahwa tarian karya orisinil dari sanggarnya ini, terinspirasi dari kisah perjuangan Saliah, seorang anak syekh atau pemuka Agama Islam dari Banten. Dikenal juga dengan nama Nyimas Gamparan.

    Dia membuat pasukan muslimah untuk melawan Belanda di perbatasan Balaraja. Hingga akhirnya di berdomisili di Balaraja. Menurutnya, Gamparan ini, kalau kata orang dulu Gamparan itu bakiak. Jadi Nyimas ini kalau mengaji dan ke musala pakai bakiak atau Gamparan.

    “Akhirnya, kami namakan Tarian Saliah, Sang Kembang Balaraja, singkatnya Tarian Kembang Balaraja. Dia perempuan yang sangat ditakuti Belanda yang akan lewat untuk mengambil perbekalan. Saat pertempuran melawan tentara Belanda dia menang terus. Tempat persembunyiannya di dalam hutan bambu sulit ditemukan. Sampai akhirnya Belanda menggunakan strategi adu domba, yaitu menggunakan seorang Demang dari Bogor untuk menghabisi Nyimas Gamparan dan pasukannya, dengan imbalan dilantik jadi Demang di Tangerang,” jelasnya.

    Kepiawaian Nyimas Gamparan dalam silat juga diilustrasikan oleh para 10 penari termasuk Kak Vita, dengan gerakan-gerakan silat yang dikombinasikan secara apik dengan tarian yang memegang golok tiruan. Sehingga menghasilkan pentas seni tari yang unik dan memukau penonton.

    “Nyimas Gamparan ini tokoh yang menolak tanam paksa tumbuhan pala pada waktu itu. Jadi semangat juangnya luar biasa. Ini yang kami kedepankan dengan harapan anak didik kami dan para penonton bisa meneladani semangatnya, serta dapat mengetahui salah satu kisah sejarah tokoh pejuang perempuan di Kabupaten Tangerang,” tandasnya. (*)

  • Nasi Lengko Khas Cirebon Hadir di Foodmosphere

    Nasi Lengko Khas Cirebon Hadir di Foodmosphere

    Terastangerang.com,- Para pecinta kuliner tentu sudah tak asing mendengar makanan Nasi Lengko. Makanan khas Cirebon dengan cita rasa menggugah selera itu kini hadir di Kota Tangerang.Tepatnya berada di Foodmosphere, Jalan Imam Bonjol, Panunggangan Barat, Cibodas, Kota Tangerang.

    Pedagang Nasi Lengko, Erik mengatakan, Nasi Lengko yang dijualnya dibanderol dengan harga Rp15 ribu, dengan lauk-pauk sederhana seperti potongan tempe, timun, taoge rebus, sambel dan kecap manis.

    “Sambelnya khas dan beda dari yang lain. Kemudian ciri khas dari Nasi Lengko itu dari irisan daun kucainya,”Ujar Erik, Selasa (21/5/24).

    “Dan disini ada pilihan topingnya juga, telor dadar dan ceplok,”sambungnya.

    Tidak hanya Nasi Lengko, kata Erik, di tempatnya berdagang juga menjual aneka minuman sachet dan Es Buko Pandan.

    “Sehingga para konsumen tak perlu lagi mencari minuman di tempat lain, karena disini sudah ada aneka minuman segar yang bisa dinikmati setelah makan Nasi Lengko,”ucapnya.

    Erik mejelaskan, alasan dirinya menjual Nasi Lengko khas Cirebon yang autentik ini lantaran ingin memperkenalkan kuliner tradisional kepada masyarakat di tengah makanan barat yang merajalela di Indonesia.

    “Saya berharap dengan menjual Nasi Lengko ini, masyarakat bisa lebih mengenal masakan khas Nusantara dan cinta terhadap produk-produk lokal,” tukasnya. (abe)

  • Akademisi Apresiasi Pelestarian Cagar Budaya di Kota Tangerang

    Akademisi Apresiasi Pelestarian Cagar Budaya di Kota Tangerang

    Terastangerang.com – Perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terhadap situs warisan bangsa seperti Cagar Budaya dan objek Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dinilai oleh akademisi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Cilegon, Banten, Mushab Abdu Asy Syahid dinilai sangat baik.

    Menurut pria jebolan Universitas Indonesia itu, perhatian Pemkot Tangerang terhadap Cagar Budaya dapat dilihat dari diterbitkannya Perda Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Cagar Budaya.

    “Pemkot Tangerang sudah merilis Perda Nomor 3/2018 tentang Cagar Budaya, artinya secara legal sudah ada regulasinya,” ungkapnya, Selasa (19/9/2023).

    Mushab menilai, dengan adanya kekuatan hukum dan regulasi, dapat memberikan keleluasaan Pemkot untuk melakukan intervensi pemugaran dan pemeliharaan terhadap objek Cagar Budaya yang sudah ditetapkan.

    Tercatat, dalam Perda Nomor 3 Tahun 2018 ada sebanyak 24 objek yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya di Kota Tangerang. Terdiri dari satu kawasan, 17 Cagar Budaya type A dan enam Cagar Budaya type B.

    Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah bersama Jajaran Pejabat Pemkot Tangerang dan Tokoh Sejarawan Mushab Abdu Asy Syahid

     

    Bedasarkan data yang ada, jumlah tersebut meningkat dari yang ditetapkan bedasarkan Keputusan Walikota Tangerang Nomor: 430/Kep.337-Disporbudpar Tahun 2011 yang berjumlah 9 objek Cagar Budaya.

    “Saya melihat dana pemeliharaan ke beberapa bangunan cagar budaya berjalan dengan baik. Misalnya ke Masjid Jami Kalipasir dan merenovasi Hutan Kota sekaligus Kampung Mookervaart Pintu Air,” jelas Tim Ahli Cagar Budaya Kota Depok dan Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda Kota Tangerang itu.

    Pria yang menjadi dosen Fakultas Teknik Untirta itu menambahkan, dalam melestarikan budaya, Pemkot Tangerang juga terbuka dengan menggandeng berbagai komunitas dan pegiat budaya lokal di Kampung Wisata maupun Kampung Tematik.

    Salah satu cagar budaya di Kota Tangerang

     

    Hal tersebut perlu dipertahankan untuk menjaga harmonisasi dan juga keselarasan antara pemerintah daerah dan masyarakat.

    “Bahkan, pembentukan tim ahli cagar budaya dan tim ahli warisan budaya tak benda yang ada cukup representatif. Serta Dewan Kesenian Kota Tangerang yang semakin lebih aktif,” terangnya.

    Bahkan, dalam sisi edukasi kepada masyarakat, Mushab menilai selama tiga tahun terakhir jumlah kegitan seminar, pelatihan dan sosialiasai Cagar Budaya cukup intensif.

    “Bahkan, sejak tahun 2021 hingga tahun 2023 ini telah banyak dilakukan pendataan, kajian, dan rekomendasi penetapan Cagar Budaya di Kota Tangerang dengan menggandeng Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK), masyarakat setempat, akademisi, peneliti dan praktisi,” ucapnya.

    Salah satu cagar budaya di Kota Tangerang

     

    Namun, ia berharap agar pemeliharaan Cagar Budaya yang ada di Kota Tangerang bisa lebih masif dan menyeluruh.

    “Salah satunya melakukan revitalisasi kawasan Pasar Lama dan merenovasi cagar budaya type b yang lokasinya berada di pinggiran kota,” tutupnya.

    Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang, Rizal Ridolloh mengatakan, pihaknya terus melakukan pendataan terhadap objek-objek yang diduga merupakan Cagar Budaya.

    Ia menambahkan, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Tangerang telah merekomendasikan dan mengusulkan beberapa objek, diantaranya Pintu atau Pilar Hek Kebon Besar, Rumah Kawin di Neglasari, Rumah Telepon Daan Mogot dan Makam Kapitan Oey Kiat Tjin di Karawaci.

    “Pelestarian cagar budaya adalah sebuah amanat yang sangat penting, terutama untuk anak-anak kita nanti, para penerus bangsa. Sebagai bahan pembelajaran dan juga edukasi sejarah bangsa dan Kota Tangerang,” tukasnya. (Adv)

  • Aset Budaya Bangsa, Olahraga Tradisional Perlu Dilestarikan

    Aset Budaya Bangsa, Olahraga Tradisional Perlu Dilestarikan

    Terastangerang.com – Olahraga tradisional atau permainan tradisional merupakan permainan asli rakyat sebagai aset budaya bangsa yang perlu dilestarikan.

    Selaln sebagai sarana hiburan, kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, olahraga tradisional memiliki ciri kedaerahan asli yang sesuai dengan tradisi budaya atau adat masyarakat, yang memiliki keunikan yang tidak ditemukan pada masyarakat modern.

    Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengungkapkan, bahwa invitasi olahraga tradisional merupakan bagian dari cabang olahraga yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA.

    Dia berharap melalui kegiatan tersebut dapat menyaring bibit-bibit atlet yang nantinya akan mewakili Kabupaten Tangerang di tingkat Provinsi dan Nasional.

    “Invitasi olahraga tradisional ini, merupakan bagian dari tahapan Pornas 2023, yang kita mulai dari tingkat Kabupaten Tangerang, jenjang SD, SMP dan SMA. Mudah-mudahan nanti bisa menyaring bibit-bibit atlet yang akan mewakili Kabupaten Tangerang di ajang tingkat Provinsi Banten dan mudah-mudahan juga bisa mewakili provinsi Banten di tingkat Nasional,” ucap Bupati Zaki saat membuka invitasi olahraga tradisional yang digelar di Alun-Alun Tigaraksa, Puspemkab Tangerang, Kamis (1/6/23).

    Bupati berharap, kegiatan invitasi olahraga tradisional bisa dijadikan sarana sosialisasi bagi generasi penerus bangsa sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan budaya bangsa.

    “Dengan banyaknya kegiatan seperti ini, sosialisasi olahraga tradisional akan semakin populer di masyarakat sekaligus juga melestarikannya,” tuturnya.

    Sementara itu, Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Tangerang Dedi Sutardi menjelaskan, kegiatan Invitasi Olahraga Tradisional tingkat Pelajar tahun 2023 ini, diikuti kurang lebih 1500 peserta dari berbagai jenjang sekolah.

    Invitasi olahraga tradisional tersebut, melombakan antara lain, lomba ketepel, sumpitan, egrang, lari balok (bakiak), terompah panjang, dagong dan hadang.

    “Kegiatan inviasi ini diikuti dari jenjang SD hingga SMA se-Kabupaten Tangerang dan diharapkan bisa menjaring atlet-atlet unggul yang nantinya bisa mewakili Kabupaten Tangerang menuju provinsi,” jelas Dedi.(T1)

  • Safari ke Suku Baduy, Ananta : Saya Datang Untuk Menemui Leluhur

    Safari ke Suku Baduy, Ananta : Saya Datang Untuk Menemui Leluhur

    Terastangerang.com – Bakal calon (Bacalon) Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ananta Wahana mengunjungi tanah leluhur Suku Baduy di Desa Kenekes, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Kamis (25/2/23).

    Kedatangan politisi PDIP itu untuk bersilaturahmi serta mengetahui dan belajar kondisi dari kearifan lokal di Banten.

    “Saya datang untuk menemui leluhur, belajar, dan izinkan saya menjadi bagian keluarga,” kata Ananta di hadapan Kepala Desa dan masyarakat adat Baduy.

    Ananta menjelaskan, bahwa keinginan itu merupakan panggilan hatinya sebab separuh hidupnya sudah dihabiskan menjadi perwakilan rakyat.

    Ananta mengaku jabatan wakil rakyat berkali-kali itu baru bisa memberikan manfaat di wilayah daerah pemilihan (Dapil) saja.

    “Hampir 25 tahun saya menjadi perwakilan rakyat, mengabdi pada negara dan wilayah. Karena itu, saya merasa sudah menjadi bagian dari keluarga Baduy, saya mohon doa dan restu. Dan, izinkan saya menjadi 1 dari 4 perwakilan Banten yang mengisi kursi di DPD RI,” ucapnya.

    Kata Ananta, kombinasi Blangkon bermotif batik Suku Baduy yang identik dengan dirinya, sebagai pernyataan nasionalis dan kecintaan kepada budaya di Banten.

    Menurut Ananta, Blangkon adalah lambang pergerakan antar saudara pada jaman kolonial, yang dipakai oleh para tokoh seperti Tjokroaminoto, Soekarno, Jenderal Sudirman, Mr Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono, dan lainnya.

    Sementara motif Batik Hariyang adalah ciri khas suku asli Banten, Suku Baduy.

    Dalam pertemuan itu, Ananta disambut meriah oleh Jaro Pemerintah dan masyarakat adat Baduy, serta diberi hidangan kopi, keripik buatan UMKM masyarakat Baduy dan buah durian hasil panen.

    Jaro Pemerintah masyarakat Baduy, Saija mengatakan, dirinya menerima niatan baik Ananta dan menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat Suku Baduy agar tetap tertib, aman, dan selalu menjaga kelestarian alamnya.

    “Daun salam, Daun selisih, saya ucapkan salam dan terimakasih kepada Bapak Ananta Wahana,” ucap Jaro Pemerintah, Saija berpantun.

    Kepala Desa Kenekes itu juga berpesan kepada Ananta agar menjadi perwakilan yang bersih dan mampu menahan hawa nafsu.

    “Lamun pemimpin kudu pintar (kalua jadi pemimpin harus pintar) jangan sampai korupsi. Jangan sampai terbawa nafsu,” imbuhnya.

    Pada sesi dialog terbuka, beberapa masyarakat adat Baduy menyampaikan aspirasinya. Misalnya, terkait kemajuan UMKM atau pengrajin termasuk menjaga kelestarian Desa Kenekes Suku Baduy. (rls/T1)

  • Roadshow, Anggota PWI Kabupaten Tangerang Diajak Keliling Tempat Wisata di Lebak

    Roadshow, Anggota PWI Kabupaten Tangerang Diajak Keliling Tempat Wisata di Lebak

    Terastangerang.com – Dalam rangka menjalin silaturahmi dan merekatkan kebersamaan dengan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) se Provinsi Banten, PWI Kabupaten Tangerang melakukan silaturahmi pertamanya ke sekertariat PWI Kabupaten Lebak, Sabtu (19/5/23).

    Ketua PWI Kabupaten Tangerang, Sri Mulyo mengungkapkan, acara silaturahmi kepada para pengurus PWI se Banten, merupakan agenda untuk lebih merekatkan kebersamaan.

    Ketua PWI Kab.Tangerang, Sri Mulyo menyerahkan Piagam terimakasih kepada Ketua PWI Kab. Lebak, Fahdi Khalid

    Untuk roadshow pertama, kata dia, para pengurus sepakat menunjungi PWI Kabupaten Lebak sebelum menyambangi PWI Kabupaten/kota yang ada di Banten.

    “Ini ajang silaturahmi saja. Kami ingin lebih merekatkan kebersamaan dengan anggota PWI se Banten, dan Lebak merupakan wilayah yang pertama kami kunjungi, kami ingin melalui kunjungan ini semua anggota PWI Kabupaten Tangerang dalam mengenal tema teman PWI se Banten,”kata Sri Mulyo, kepada wartawan, di sekertariat PWI Lebak, Sabtu(20/05/2023).

    Foto bersama di pintu masuk Kampung Baduy, Banten

    Sri Mulyo mengucapkan terima kasih atas sambuat yang hangat dari para pengurus PWI Kabupaten Lebak.

    Bahkan, kunjungan ke Lebak juga mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya mengenal sosok Douwes Deker yang merupakan seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke 20, yang juga penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajah hindia belanda.

    Sedikit pengenalan sosok douwes dekker tersebut didapatkan pengurus PWI Kabupaten Tangerang, setelah pihaknya diajak pengurus PWI Lebak untuk berkunjung ke beberapa tempat wisata yang ada di pusat kota Rangkasbitung yang sudah menasional, yaitu Musium Multatuli dan Watertorn peninggalan zaman yang dibangun pada tahun 1931.

    “Kami diterima dengan baik dan hangat oleh para pengurus PWI Lebak, ini tentu membuat kami terharu. Terlebih lagi kami diajak berwisata ke beberapa tempat wisata semisal Musium Multatuli, Watertorn, dan kami akan menuju perkampungan Badui,”ucap Sri Mulyo lagi.

    Foto bersama di Watertorn Lebak

    Ditempat yang sama, ketua PWI Kabupaten Lebak, Fahdi Khalid mengatakan, kunjungan dari PWI Kabupaten Tangerang merupakan sebuah kehormatan. Terlebih ia mengangap jika kunjungan itu bisa lebih merekatkan hubungan antar pengurus PWI Lebak dan Tangerang yang selama ini sudah terjali dengan baik.

    Ia meneruskan agara kunjungan dari PWI Kabupaten Tangerang lebih bermakna, maka ia mengajak keliling ke tempat tempat wisata yang ada di tengah kota Rangkasbitung yang ikonik sepertu musium Multatuli dan Watertorn.

    “Inilah Lebak, kami menerima kunjungan teman teman PWI Kabupaten Tangerang dengan tangan terbuka. Kami menilai kunjungan ini merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat, karena bisa bertegur sapa dengan teman teman dari Tangerang,”kata Fahdi.

    Ngeliwet bareng di tempat wisata Negeri diatas awan, Citorek, Banten

    Sesuai arahan dari ketua PWI Provinsi Banten, Rian Nopandra kata Fahdi, seluruh anggota PWI se Banten harus solid, dan ini merupakan salah satu implementasi dari arahan Rian Nopandra, yaitu menjalin silaturahmi dengan intens.

    Dalam kunjungan terseebut, sedikitnya 40 orang angggota PWI Tangerang, Sri Mulyo selaku ketua didampingi oleh sekertaris Romli, dan tokoh pers Kabupaten Tangerang, Sangki Wahyudi. Sedangkan Fahdi Khalid didampingi oleh Ra Sudrajat, sekertaris PWI Lebak, tokoh pers Lebak, Ahmad Syarif, yang juga pengurus PWI Lebak dan SMSI Lebak. (*)

  • Sekda Minta Budaya Tabuh Bedug di Teluknaga Terus Dilestarikan

    Sekda Minta Budaya Tabuh Bedug di Teluknaga Terus Dilestarikan

    Terastangerang.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid membuka Festival Tabuh Bedug ke-32 Kecamatan Teluknaga yang digelar di Alun-Alun Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, pada Sabtu (29/04/23) malam.

    Dalam sambutannya, Sekda Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid mengatakan, bahwa tradisi tabuh bedug harus terus dilestarikan agar tradisi dan budaya dapat terjaga dan terus berkumandang di Kabupaten Tangerang.

    Ia juga mengucapkan rasa syukur  Festival Tabuh Bedug dapat dilaksanakan kembali setelah pandemi yang membatasi aktivitas masyarakat.

    “Alhamdulillah Festival Bedug ini kembali dilaksanakan setelah terhenti karena pandemi Covid-19. Festival ini harus dilaksanakan setiap tahun dan dilestarikan sebagai budaya tabuh bedug dan kumandang takbir di Kabupaten Tangerang,” ungkap Sekda.

    Sekda menambahkan, bahwa Festival Tabuh Bedug selaras dengan visi misi Pemkab Tangerang, yakni mewujudkan masyarakat Kabupaten Tangerang yang religius.

    Menurutnya, festival yang mengumandangkan takbir merupakan salah satu syiar Islam yang bisa membentuk karakter masyarakat yang tangguh dan berahklak mulia.

    “Takbir dan irama bedug yang berkumandang ini merupakan bagian dari masyarakat yang terus mensyiarkan keagungan Allah SWT, hingga religius terwujud,” tutur Sekda.

    Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Kholid Ismail menambahkan Festival Tabuh Bedug ke-32 ini merupakan ajang silaturahmi masyarakat Teluknaga dan wujud nyata budaya serta syiar Islam yang terus menjadi bagian dari masyarakat Teluknaga.

    “Selain nilai budaya, nilai keagungan Tuhan terus berkumandang dan gema takbir terus dilakukan oleh generasi muda Tangerang Utara,” kata Kholid.

    Camat Teluknaga, Zamzam Manohara mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan dari semua masyarakat Teluknaga sehingga Festival Tabuh Bedug ke 32 dapat berjalan lancar.

    “Ini merupakan agenda tahunan di Teluknaga dan akan kami lestarikan budaya ini sebagai ajang silaturahmi dan hiburan masyarakat,” ungkapnya. (rls/T1)

  • Luar Biasa! Sepuluh Ribu Peserta Meriahkan Karnaval Tabuh Bedug di Teluknaga

    Luar Biasa! Sepuluh Ribu Peserta Meriahkan Karnaval Tabuh Bedug di Teluknaga

    Terastangerang.com – Sedikitnya sepuluh ribu peserta yang berasal dari 13 Desa se Kecamatan Teluknaga, mengikuti Karnaval Festival Tabuh Bedug ke 32, yang digelar di depan Alun-Alun Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Sabtu (29/4/23).

    Karnaval tersebut dilepas langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Kholid Ismail bersama Camat Teluknaga, Zamzam Manohara dan Kapolsek Teluknaga, AKP Juhri.

    Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Kholid Ismail mengungkapkan, Festival Tabuh Bedug yang di inisiasi oleh Karang Taruna dan KNPI ini menjadi inspirasi dan inovasi bagi masyarakat.

    “Festival tabuh bedug ini patut kita tiru, masih dalam suasana lebaran tetapi mampu merapatkan barisan dari semua elemen masyarakat menjadi satu kesatuan dan bisa di gambarkan dari karnaval yang luar biasa ini, ” kata Kholid, Sabtu (29/4/23).

    Camat Teluknaga, Zamzam Manohara mengapresiasi kreativitas dari Karang Taruna dan KNPI Kecamatan Teluknaga yang sukses menggelar Festival Tabuh Bedug ke 32 yang sempat tertunda selama empat tahun.

    Menurutnya, Tabuh Bedug merupakan tradisi pelestarian budaya yang harus dipertahankan dan dikembangkan.

    “Tabuh Bedug ini tidak hanya memberikan dan menyajikan hiburan semata kepada masyarakat, akan tetapi ada nilai lain yakni memberikan syiar bagi agama Islam, sehingga perlu adanya support dan dukungan dari masyarakat,” ujarnya.

    Ia berharap, Festival Tabuh Bedug dapat terus dilestari dan digelar setiap tahunnya sebagai salah satu warisan budaya di kabupaten Tangerang.

    Sementara, Ketua Karang Taruna Kecamatan Teluknaga, Prayogo Ahmad Zaidi menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk membangun tali silaturahmi masyarakat di wilayah Kecamatan Teluknaga.

    “Ini merupakan budaya yang bernuansa islami, kemudian disamping itu juga ada nilai-nilai karakter yang kami bangun untuk generasi muda. Tujuan dengan adanya Festival Tabuh Bedug ini bisa menyatukan semua unsur pemuda dan pelajar kearah yang positif,” ungkapnya.

    Untuk diketahui, Festival Tabuh Bedug ke-32 di Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang akhirnya kembali di gelar setelah sempat tertunda selama empat tahun karena Pandemi Covid-19.

    Peserta Tabuh Bedug ini berasal dari pemuda yang tergabung dari kelompok- kelompok majelis taklim, musholla dan masjid yang ada di 13 Desa se Kecamatan Teluknaga.

    Setelah melalui seleksi, dari puluhan peserta yang telah mendaftar hanya ada lima belas yang akan mengikuti babak final yang akan digelar di Alun-Alun Teluknaga, pada Sabtu (29/4/23) malam. (T1)

  • Gelar Bukber Diakhir Ramadhan, Saatnya Pemkab Tangerang Perhatikan PSHT

    Gelar Bukber Diakhir Ramadhan, Saatnya Pemkab Tangerang Perhatikan PSHT

    Terastangerang.com – Di akhir bulan Ramadhan 1444 H/2023 M, keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate atau yang dikenal PSHT atau SH Terate rating Pakuhaji, menggelar buka puasa bersama (buker) yang digelar di Sekertariat PSHT Ranting Pakuhaji, di Komplek BTN, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (21/4/23) malam.

    PSHT merupakan organisasi pencak silat yang diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 dan turut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

    Organisasi pencak silat ini, telah memiliki jutaan anggota yang tersebar diseluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, dan puluhan komisariat di perguruan tinggi serta komisariat luar negeri seperti Malaysia, Belanda, Rusia (Moskwa), Timor Leste, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Belgia dan Prancis.

    Ketua PSHT Ranting Pakuhaji, Jumadi mengungkapkan, bahwa perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati adalah salah satu wadah pelestarian kebudayaan Indonesia yang dikemas dalam salah satu perguruan pencak silat yang didalamnya mengenalkan serta menanamkan berbagai nilai-nilai yang sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia.

    “PSHT selalu membiasakan sikap yang dapat membentuk pribadi yang sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku agar dapat menciptakan kehidupan bermasyarakat yang aman damai serta sejahtera,” kata Jumadi saat menggelar buka besama di Sekertariat PSHT Ranting Pakuhaji, Jumat (21/4/23).

    Ia menjelaskan, penanaman nilai luhur tidak hanya di lakukan dalam keluarga, sekolah dan lain sebagainya. Latihan beladiri pencak silat, juga sebagai sarana pendidikan untuk membina pribadi-pribadi yang berkarakter.

    Karena, lanjut Jumadi, Persaudaraan Setia Hati Terate didirikan dengan tujuan mendidik dan menjadikan manusia berbudi pekerti luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

    “Penanaman nilai luhur merupakan nilai dan pola tindakan yang menjadi patokan seseorang dalam bertindak serta mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

    Sementara itu, Sri Mulyo seorang jurnalis yang juga Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tangerang yang turut hadir dalam acara buka puasa bersama yang digelar keluarga besar PSHT Ranting Pakuhaji ini, menaruh perhatian khusus terhadap kelestarian seni bela diri di Kabupaten Tangerang.

    Menurut dia, sudah saatnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Pendidikan dan Disporabudpar memberikan perhatian khusus kepada PSHT sebagai salah satu wadah untuk membina generasi muda atau pelajar dengan ekstra kulikuler yang mengajarkan budi pekerti.

    “Saya rasa olahraga pencak silat bisa menjadi salah solusi untuk membina mental dan moral pemuda atau pelajar agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja seperti tawuran dan sebagainya. Olahraga ini, bisa dimasukan sebagai salah satu eskul di sekolah,” ucapnya. (T1)